PEKANBARU - Kabut asap menyelimuti yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Minggu (25/8/2019) pagi hingga sore ini, diakui Wakil Komandan Satgas (Wadansatgas) Karhutla Riau, Edwar Sanger dari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi. Juga Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dan Pelalawan di Provinsi Riau.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, pukul 16.00 WIB, jarak pandang di Kota Pekanbaru 3 kilometer dan berasap.

"Informasi dari BMKG sore ini, ada 10 hotspot yang terpantau satelit terra dan aqua di Riau, yakni 5 hotspot di Kabupaten Pelalawan dan 5 hotspot di Inhil," kata Edwar kepada GoRiau.com.

Untuk provinsi di Pulau Sumatera sore ini, dikatakan Edwar, Jambi terpantau 2 hotspot, Sumsel 13 hotspot, Kepri 9 hotspot, Babel 5 hotspot, dan Lampung 4 hotspot.

"Kita sudah koordinasi dengan BPBD Jambi dan Sumsel, agar mereka dapat mengatasi karhutla di hulu. Karena kalau pun kita bisa menahan lajunya hotspot dan firespot di Riau, jika di hulu sana tidak diatasi berarti sama saja, asap akan tetap masuk ke Riau," ungkap Edwar.

Untuk kualitas udara di Kota Pekanbaru sudah masuk level sangat tidak sehat dari data BMKG, ungkap Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru Sukisno. Kondisi udara pukul 15.00 WIB di Pekanbaru berada dilevel 172,34 ugram/m3.

"Batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien, dengan nilai ambang batas Partikulat (PM10) 150ugram/m3. Partikulat merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 10 mikron (mikrometer)," jelas Sukisno. ***