PEKANBARU - Politisi senior, Endang Sukarelawan angkat bicara terkait konflik di internal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Golkar Siak hingga terjadi bentrok antar sesama kader Golkar. Pasalnya, mereka menolak usulan penggantian Ketua DPRD Siak Azmi ke Indra Gunawan.

Endang bahkan langsung menyebut nama Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Golkar Riau, Zulfan Heri yang pasang badan untuk DPD I Golkar Riau. Menurutnya, apa yang dilakukan Zulfan sedang mempertontonkan politik balas dendam.

"Sudah lah, semua orang sudah tahu itu, tak perlu dibungkus-bungkus lagi. Kalau sampai terjadi pengusulan untuk melengserkan Azmi, itu sama saja mempermalukan Ketua DPD I Golkar, Syamsuar," kata Endang dalam rilisnya, Rabu (9/6/2021).

Azmi, dalam pandangan Endang, merupakan kader Golkar yang setia, dibesarkan dan didik untuk setia pada keputusan partai. Dan memang yang selalu ditanamkan kepada setiap kader Golkar. Itu dibuktikan Azmi dengan dukungan Azmi kepada Arsyadjuliandi Rachman di Pilgubri 2018.

"Kok orang yang loyal dan setia dengan partai malah digusur jabatannya, hanya lantaran calon yang diusung DPP Partai Golkar itu kalah dan dimenangkan oleh Pak Syamsuar yan saat ini Gubernur Riau dan menjadi Ketua Partai Golkar Riau," tegasnya.

Endang merasa kasihan kepada Azmi yanng masih sudah setia dan loyal pada partai. Jika tidak ada jaminan untuk kader yang setia, Endang menyebut Diklat kader yang dilakukan berulang-ulang adalah sia-sia.

"Saya yang aktif di Partai Golkar ini sejak zamannya Pak Sudarmono dan Pak Harmoko jadi Ketua Umum Partai Golkar, sangat sedih melihat kondisi partai ini, sudah terbolak-balik pelajarannya," tambahnya.

Dalam catatannya, Endang menyebut saat ini Syamsuar dikelilingi oleh orang-orang yang tidak setia pada Golkar, termasuk Zulfan Heri. Hanya saja, mereka diuntungkan dengan nasib kemenangan Syamsuar di Pilgubri 2018 lalu.

"Kalaulah karena kesetiaan itu Azmi akan jatuh dari jabatannya sebagai Ketua DPRD Siak, ini akan jadi catatan sejarah kelam buat kader Golkar. Paling tidak, kisruh ini akan menimbulkan luka batin bagi Azmi dan para pengikutnya yang panjang. Dalam posisi terzolimi itu, InsyaAllah akan berlaku hukum karma kelak. Hari ini kita menzolimi orang, pada gilirannya akan sampai ke diri kita," terangnya.

Endang mengaku saat ini dirinya dalam posisi sebagai keluarga dan orang yang terlibat membina Azmi, begitu juga Syamsuar yang pernah mendidik Azmi. Dimana, ketika Syamsuar jadi Ketua Golkar Siak, Azmi menjadi sekretarisnya.

"Saya sudah menghubungi dan menyampaikan ke Azmi, untuk tetap sabar dan berserah diri, kalaulah sudah waktunya dicopot ya akan berakhir, tapi kalau takdir Allah berkehendak lain, ya tidak satupun yanv bisa mengganggu dan menghalanginya. Jabatan itu hanya amanah saja, semua sudah diatur dan tertulis perjalanan hidup kita," katanya.

Sebelumnya, Kepala Bapilu Golkar Riau, Zulfan Heri menyayangkan adanya kericuhan di Kantor Golkar Siak karena ketidakpahaman pendukung Azmi terhadap rapat pleno itu.

Menurutnya, rapat pleno itu bukan berarti Azmi tidak lagi menjadi Ketua DPRD Siak, karena masih ada tahapan selanjutnya.

"Di arena Musyawarah Daerah (Musda), aspirasi ini sudah sampai, mereka minta dievaluasi terkait pimpinan DPRD. Di Rapat Kerja Daerah (Rakerda) juga begitu. Semua tahapan sudah melibatkan pengurus harian DPD II Golkar Siak, unsur Pengurus Kecamatan (PK), Organisasi Sayap, Organisasi Pendiri dan Didirikan, bahkan Dewan Pertimbangan (Wantim) juga ada, mayoritas anggota fraksi DPRD Siak juga menyampaikan hal yang sama," jelasnya.

Hanya saja, Rakerda bukan momen pengambilan keputusan karena itu merupakan forum untuk merancang program kegiatan jangka panjang. Sehingga perlu dilakukan rapat pleno khusus.

Prosesnya, lanjut Zulfan, masih sangat panjang dan ini adalah mekanisme rumah tangga partai, dan tidak ada hubungannya dengan dendam politik, apalagi soal ambisi politik seperti yang disampaikan politisi Golkar, Endang Sukarelawan.

"Kita (DPD I) turun ke bawah itu karena ada surat masuk dari DPD II, dan respon kita adalah menghadiri rapat itu. Hak Azmi membela diri nanti ada tahapannya di DPP, prosesnya ini masih sangat panjang, belum lagi ke Sekwan, ke gubernur. Jadi, tidak usah emosi, tidak usah marah sampai melewati batas seperti ini," pungkasnya. ***