JAKARTA - Dalam mencapai suksesnya tujuan pemasaran, tentunya diperlukan elemen-elemen pemasaran yang cepat dan tepat sasaran, diantaranya melalui pencitraan atau dikenal dengan istilah "Branding".

Branding dalam pengembangan kepariwisataan semakin penting terutama pada era teknologi informasi saat ini. Hal tersebut dikatakan Kadis Pariwisata (Kadispar) Riau Fahmizal, pada saat membuka acara Sosialisasi Branding Pesona Indonesia, di Hotel Aryaduta Pekanbaru, pada Senin,(21/11/2017).

"Branding menjadi salah satu tren yang telah biasa digunakan oleh individu, kelompok masyarakat, institusi sosial dan komersil juga pemerintah," kata Kadispar Riau Fahmizal Usman.

Acara Sosialisasi Branding Pesona Indonesia digelar oleh Kementerian Pariwisata RI bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Riau, diikuti 150 orang peserta yang berasal dari, perwakilan Dinas Pariwisata se-provinsi Riau, Akademisi, pelaku usaha, komunitas dan stakeholder terkait lainya. 

Menurut Fahmizal pentingnya peranan branding mendorong pemerintah perlu mensosialisasikan branding pariwisata, hal ini disebabkan oleh beberapa poin diantaranya, upaya untuk menegaskan reputasi produk pariwisata agar berpola sesuai dengan mindset kekinian, teknologi, trend wisata yang esensi dasarnya adalah berangkat dari nilai-nilai originalitas dan keunikan lokal.

"Dengan memiliki branding pariwisata, maka diharapkan sumber daya yang digunakan realitas dan tepat sasaran, mampu memposisikan sektor pariwisata sebagai sektor unggural," ujar Fahmizal.

Saat ini dinahkodai oleh Gubernur Riau, H Arsyadjuliandi Rachman, Pemerintah provinsi Riau sedang gencar-gencarnya menggerakan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan dalam menggerakan perekonomian daerah. Riau sangat kaya dengan keragaman budaya, dan keindahan alam. Hal tersebut merupakan modal dalam mengembangkan kepariwisataan di provinsi Riau.

Tentunya pemerintah provinsi Riau khususnya Dinas Pariwisata memerlukan sinergitas dengan semua pemangku kepentingan baik di pemerintah pusat, pemerintah daerah, Industri, hingga komunitas. Stakeholder terkait juga harus diajak bersatupadu sebagai objek branding sekaligus sebagai endoser dalam memperkuat citra pariwisata. ***