PANGKALANKERINCI - Pelaksanaan program Tanaman Kehidupan atau Community Livelihood oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, dirasakan memberi berkah tersendiri bagi ekonomi masyarakat setempat.

Kondisi ini diakui Kepala Desa Tanjung Padang, Abu Sufian, melihat kondisi ekonomi masyarakat secara umum. Menurutnya, dengan adanya tanaman kehidupan perekonomian masyarakat dan pembangunan desa bisa terbantu.

"Alhamdulillah tanaman kehidupan ini membawa berkah bagi kami. Kebetulan dekat lebaran ekonomi masyarakat belum begitu membaik dan kami memperoleh kompensasi meski baru terhitung tahun pertama di 2016, kita sudah bisa menikmati hasilnya," ungkap Abu Sufian ketika ditemui usai penandatanganan MoU Desa Bebas Api, Rabu (29/6/2016) di Pangkalan Kerinci.

Abu Sufian menambahkan, mulanya jenis tanaman kehidupan yang akan ditanam berupa tanaman karet. Namun sayangnya, menurut hasil penelitian hasil karet kurang memuaskan karena kurangnya kepadatan tanah di daerahnya, apalagi dengan masa panen 7 sampai 8 tahun.

"Yang kita perlu itu kan hasilnya bagaimana, baru lihat jenis tanamannya, nah belajar dari sana, maka kami dengan tokoh masyarakat bermusyawarah kemudian berinisiatif memilih jenis tanaman akasia dengan masa daur 5 tahun. Apalagi kan RAPP yang mengerjakan dulu sepenuhnya, sudah ahli, tentu bagus hasilnya," ujar Abu.

Ketua Tim Desa yang juga Kepala Dusun Sei Hiu Desa Tanjung Padang, Auzar mengatakan hingga saat ini pelaksanaan program tanaman kehidupan dirasa sangat membantu masyarakat dan sesuai dengan prosedur berlaku. Ia menegaskan daerah Kepulauan Meranti ini dapat dibangun selama ada itikad baik dari setiap lapisan masyarakat.

"Saya bicara sesuai kenyataan, justru dengan tanaman kehidupan ini menguntungkan masyarakat apalagi bulan puasa dan dekat hari raya ini, jadi tidak benar ada yang menolak mengatasnamakan masyarakat," jelas Auzar.

Sesuai MoU dengan masyarakat, setiap tahun masyarakat akan menikmati hasil dari tanaman kehidupan tersebut. Tahun pertama di 2016 ini, sebanyak 30 persen sudah dibagikan dan tahun-tahun  berikutnya akan diserahkan ke masyarakat melalui Desa.

"Untuk tahap satu, sesuai kesepakatan, sebanyak 30 persennya sudah kita bagikan kepada masyarakat dan sisanya akan dikelola oleh tim desa," kata North Regional Manager RAPP Marzum.

Marzum mengatakan untuk realisasi program Tanaman Kehidupan (RAPP) saat ini mencapai 70 persen dari total luas 1.670 hektar di Pulau Padang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Pelaksanaan program tersebut sesuai dengan hasil kesepakatan atau MoU dengan masyarakat.

Community Development Officer (CDO) RAPP di Estate Pulau Padang, Yandi Masnur mengatakan tujuan dibangunnya tanaman kehidupan ini bukanlah semata mencari keuntungan, akan tetapi difokuskan pada terbukanya peluang usaha dan kesempatan kerja bagi masyarakat sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kondisi perekonomian desa.

"Tanaman Kehidupan ini dibangun 100 persen oleh RAPP, dan ke depannya dikelola oleh Koperasi secara komunal jadi tidak perorangan, barulah setelah berhasil selama 6 tahun ke depan, kebunnya diserahkan kepada masyarakat melalui pemerintahan desa," pungkasnya.(***)