PANGKALAN KERINCI -Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, menerima kabar adanya warga Desa Serapung, Kabupaten Pelalawan yang diserang oleh harimau di Desa Teluk Lanus, Kabupaten Siak.

BBKSDA Riau telah berkoordinasi dengan Kepala Desa Teluk Lanus dan diperoleh keterangan bahwa kejadian tersebut berada +/- 20 Mm dari kantor Desa Teluk Lanus tepatnya di sekitar Sungai Belat dimana sepanjang Sungai Belat terdapat areal konsesi PT Uniseraya, PT RAPP dan kawasan konservasi SM Tasik Belat.

"Iya, pada hari Minggu kemarin, kita menerima laporan bahwa ada seorang warga yang diserang satwa liar Harimau Sumatera di Teluk Lanus, Siak," kata Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono, kepada GoRiau.com, Senin (13/7/2021).

Diinformasikan bahwa benar telah terjadi konflik Harimau Sumatera dan manusia di sekitar Tasik Belat tersebut.

Informasi yang didapatkan, terang Suharyono, beberapa orang sedang melakukan penebangan di sekitar Tasik Belat dan salah satu penebang merupakan warga Desa Serapung, Kabupaten Pelalawan sempat digigit oleh satwa Harimau Sumatera pada bagian kakinya.

"Namun karena para penebang yang ramai dan bersama-sama mengusir, akhirnya harimau menjauhi korban. Teluk Lanus, Siak dan Desa Serapung, Pelalawan adalah dua desa yang bersebelahan," paparnya.

Belum diketahui dengan pasti satwa yang menyerang warga tersebut memang Harimau Sumatera atau satwa liar lainnya. Dan jika memang Harimau Sumatera, apakah harimau sama yang menyerang kambing dan anjing di Teluk Lanus.

"Sebelumnya Tim Balai Besar telah diturunkan untuk memasang camera trap disekitar lokasi dimakannya ternak warga di daerah Teluk Lanus. Tim segera diturunkan kembali untuk mengetahui dengan pasti kejadian tersebut," tandasnya.

Kepala Balai Besar KSDA Riau menyampaikan duka mendalam atas kejadian tersebut dan berharap semua pihak untuk bersama sama saling mengingatkan tentang perlunya pemahaman hidup berdampingan dengan satwa yang dilindungi.

Ia menghimbau agar tidak terjadi penebangan kayu di hutan primer yang merupakan ruang hidup satwa liar termasuk Harimau Sumatera dan mengimbau kepada masyarakat agar tidak memasang jerat di hutan dan berburu babi serta satwa lain karena itu merupakan penopang hidup atau makanan pokok Harimau sumatera.

"Masyarakat tetap tenang serta tidak berbuat anarkis terhadap Harimau Sumatera tersebut," pesan Suharyono.***