SELATPANJANG, GORIAU.COM - Sampai saat ini isu penculikan anak masih menghantui masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti. Ini merupakan dampak negatif yang ditimbulkan dari kasus mutilasi yang terjadi di Kabupaten Siak dan beberapa daerah di Riau beberapa waktu lalu.


Ketakutkan itu sempat disampaikan masyarakat Mengkikip Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Minggu (7/9/2014) lalu. Mereka mengatakan masyarakat setempat setiap malam melakukan penjagaan dan akan memeriksa setiap orang yang tak dikenal berkeliaran di daerah itu.
"Kalau abang mau ke kota, sebaiknya sebelum malam abang sudah meninggalkan kampung ini. Kita takutnya masyarakat salah anggapan, karena di sini (Mengkikip dan Kampung Balak, red) orang-orang berjaga setiap malam. Kami takut ada yang menculik anak-anak," kata salah seorang warga yang ditemui di Pelabuhan Desa Mengkikip waktu itu.
Ketakutan juga disampaikan pemilik warung yang berada tidak jauh dari pelabuhan penyeberangan. Menurut pasangan yang sudah paruh baya tersebut, mereka akan ketakukan kalau ada yang menggedor pintu warungnya pada malam hari.
"Kalau ada yang ngetuk (menggedor, red) pintu, kami tidak langsung buka. Kami harus memastikan dulu siapa di luar, kalau tak dikenal kami tak berani buka pintu," kata pemilik warung yang enggan namanya disebutkan.
Sebelumnya, isu penculikan itu terus menerpa masyarakat Meranti. Sehingga, Bupati Kepulauan Meranti, Drs Irwan MSi, beberapa waktu lalu telah menginstruksikan kepada pihak terkait termasuk pemerintah kecamatan untuk membuat selebaran agar masyarakat berhati-hati dan mengabarkan pihak berwajib kalau memang ditemukan orang yang mencurigakan.(zal)