PANGKALAN KERINCI, GORIAU.COM - Tim Flying Squad PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bersama tim Flying Squad WWF Riau, Balai TNTN, BKSDA dan Yayasan Taman Nasional Teso Nilo (TNTN) akan melakukan patroli gabungan guna memitigasi konflik gajah dan manusia di Riau. Patroli tersebut dilaksanakan menyusul tingginya tingkat kematian satwa liar yang dilindungi negara ini.

Deputy Environment Manager RAPP, Riyadin Hendratno yang dihubungi Selasa (12/8/2014), mengatakan tim flying squad RAPP turut bergabung dalam patroli ini sebagai bentuk kepedulian perusahaan dalam mitigasi konflik antara gajah dan manusia. Patroli ini juga ditujukan untuk memberikan informasi ke masyarakat bahwa gajah merupakan satwa kunci yang wajib dilindungi.

"Intinya kita komit dengan perlindungan satwa liar ini dan kita mengupayakan patroli sebanyak 3-4 kali setahun baik dengan sepeda motor atau dengan gajah binaan kita," kata Riyadin.

Menurut Riyadin, sejumlah patroli juga telah dilakukan seperti patroli kendaraan selama 1 minggu pada bulan Juli 2014 lalu, dan dilanjutkan dengan patroli gajah di kawasan TNTN.

Setiap hasil patroli akan dievaluasi sehingga tim mengetahui keberadaan gajah-gajah tersebut dan diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya melindungi satwa liar ini sehingga perburuan ilegal terhadap gajah dapat diberantas secara bersama-sama.

Komitmen RAPP dalam perlindungan gajah Sumatera ini terbukti dengan dibentuknya Elephant Flying Squad (EFS) yang berpusat di Ukui, Kabupaten Pelalawan. Hal ini sejalan dengan ditunjuknya Riau sebagai Pusat Konservasi Gajah Sumatera, berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.54/Menhut-II/2006 tentang Penetapan Provinsi Riau sebagai Pusat Konservasi Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan peraturan perubahannya P. 73/Menhut-II/2006.

"Saat ini kita memiliki 6 ekor gajah, yakni 4 gajah yang siap patroli dan 2 gajah muda yang dilatih oleh 9 orang mahot (pawang.red) di pusat pelatihan gajah kita di Estate Ukui, Pelalawan," jelas Riyadin.

Sebagaimana diberitakan, Mitigasi Konflik WWF Riau, Samsuardi Senin (11/8/14) mengatakan bahwa tim gabungan Flying Squad WWF bersama tim Flying Squad RAPP dan Yayasan TNTN akan melakukan patroli. Data WWF menurut Samsuardi selama 2014 saja (Januari-Agustus), jumlah kematian gajah di Riau mencapai angka 23 ekor. 19 di antaranya ada di block hutan Tessonilo. Sisanya di Dumai dan Bengkalis.

"Dari 23 ekor gajah yang mati selama 2014, hampir semuanya diindikasikan mati karena di racun. Itu sebabnya WWF bersama Yayasan TNTN dan tim flying squad RAPP melakukan patroli bersama di kawasan TNTN mulai 19 Agustus hingga 2 September mendatang," terang Samsuardi.

Patroli tim gabungan akan melibatkan 2 gajah dari flying squad WWF, 2 gajah dari tim flying squad RAPP dan 2 gajah dari yayasan TNTN. Patroli tersebut menurut Samsuardi akan dimulai dari Lubuk Kembang Bunga, kemudian menuju Pontian Mekar hingga mencapai Baserah. Lalu tim akan kembali ke camp flying squad di Lubuk Kembang Bunga.(***)