PEKANBARU - Stadion Utama Riau yang terletak di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, ini memiliki daya tarik tersendiri saat malam tiba. Tidak sedikit lapak Pedagang Kaki Lima (PKL) disekitar stadion yang megah ini menjajakan dagangannya. Namun, anehnya pedagang menaruh kursi sampai ke semak-semak.

Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Riau sering menerima laporan masyarakat, dimana disekitar Stadion Utama Riau tempat berjualan pedagang diduga jadi tempat mesum. Dari banyak laporan yang masuk inilah, Satpol PP Riau menurunkan 30 personilnya melakukan operasi atau razia sejumlah lokasi yang diduga jadi tempat mesum, Sabtu (18/5/2019) malam tadi.

Hal itu dikatakan Kasat Pol PP Riau, H Zainal Z kepada GoRiau.com, didampingi Plt Kabid Operasi Supriadi MSi melalui Kasi Trantibum Tranmas Satpol PP Riau, Ekadinata. Tim awalnya melakukan operasi terhadap pedagang disekitar Stadion Utama Riau.

"Saat operasi disekitar Stadion Utama Riau, kita mendapati kursi-kursi yang ditaruh oleh pedagang di dalam semak-semak. Kenapa harus taruh kursi di sana. Hal ini tentunya bisa mengundang siapa saja yang duduk dalam semak-semak tersebut berbuat hal yang tidak pantas atau berbuat mesum," kata Ekadinata.

Lokasi Stadion Utama Riau ini menurut Ekadinata, dari laporan masyarakat sering dimanfaatkan pasangan untuk berpacaran. Karena lokasinya yang mendukung melakukan hal tersebut. Setiap pedagang yang berjualan diberikan peringatan dan membuat pernyataan tidak menaruh kursi di semak-semak yang dapat berpotensi mengundang perbuatan mesum.

"Kalau hanya sekedar minum dan makam di dalam semak, tidaklah pantas. Apalagi saat ini bulan Ramadan, dan tentunya melanggar norma adat istiadat negeri Melayu di Bumi Lancang Kuning ini. Stadion Utama Riau merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Riau, untuk itu kita ikut berperan menjaga lingkungannya," ungkap Ekadinata.

Usai melakukan operasi disekitaran Stadion Utama Riau, puluha Satpol PP Riau bergerak menertibkan warung remang-remang diseputaran Jalan SM Amin Pekanbaru, namun tutup semuanya. Bahkan disekitar Purna MTQ yang biasa digunakan sebagai lokasi pacaran tidak terlihat pasangan di lokasi tersebut.

"Kita juga melanjutkan operasi ke sejumlah tempat hiburan malam dan warnet, terlihat sudah tutup semua. Karena saat Ramadan ini tempat hiburan malam dilarang dibuka. Malam ini Kota Pekanbaru steril dari hal-hal negatif," ujar Ekadinata.

Kedepannya Satpol PP Riau, sambung Ekadinata, akan terus melakukan operasi upaya-upaya pencegahan terhadap hal-hal yang diduga mengganggu ketentraman dan ketertiban umum (trantibum) masyarakat. Begitu juga dengan warnet yang buka hingga subuh, sebagian sudah mentaati peraturan. Namun yang membandel terus kita peringati, sesuai arahan dalam aurat Gubernur Riau kepada Bupati dan Walikota.

"Melalui operasi yang akan kita laksanakan secara rutin ini, kedepannya mampu menciptakan ketentraman dan ketertiban umum dalam masyarakat Riau. Yang semakin kondusif dan baik, sesuai tiga indikator Satpol PP, yaitu ketentraman dan ketertiban umum masyarakat, penegakkan perda, dan perlindungan masyarakat," jelas Ekadinata. ***