PEKANBARU - Sebagai negara mayoritas Islam, puluhan massa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Riau mendesak pemerintah pusat segera mengambil tindakan tegas terkait dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang dialami Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang, China.

Puluhan mahasiswa ini melakukan aksi bela Muslim Uighur China di depan Gedung DPRD Provinsi Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Jumat (21/12/2018) sore. Mereka mendesak agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau untuk segera menyuarakan pembelaan di forum-forum internasional.

"Kita meminta Pemprov Riau dapat memperpanjang tangan dan aspirasi kita kepada pemerintah pusat. Agar segera mengambil tindakan untuk membela saudara kita disana," ujar salah seorang orator aksi tersebut.

Mereka mendesak pemerintah pusat segera bersuara. Pasalnya, hingga saat ini, belum ada tindakan kecaman dari Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia.

"Saudara kita sedang dijajah di negeri mereka sendiri. Hari ini perlakuan pemerintah China sudah biadab. Kita mahasiswa mengecam tindakan mereka. Sayangnya, Indonesia yang 80 persen penduduknya beragama Islam, belum ada mengucapkan sepatah katapun," tambah orator lainnya.

"14 negara yang mayoritas non muslim sudah mengecamnya, tetapi ironisnya negara kita belum. Pemerintah diam saja seolah-olah tidak terjadi apa-apa," sambungnya lagi.

Untuk itu, massa IMM ini mengharapkan adanya peran pemerintah pusat agar segera menyatakan sikap dan kecaman kepada pemerintah China.

Sebelumnya, dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang mendapat tanggapan dari sejumlah elemen masyarakat. Untuk diketahui, Muslim Uighur adalah minoritas di negeri tirai bambu yang didominasi suku Han. ***