SELATPANJANG - Baru tiga bulan dibangun dengan menelan biaya Rp90 Juta, dermaga pelabuhan Desa Mekar Sari, Kecamatan Merbau, Kepulauan Meranti, Riau sudah ambruk.

Kepala Desa Mekar Sari, Erman mengungkapkan ambruknya bangunan dan dermaga pelabuhan itu diduga karena faktor alam, dimana arus pasang laut di daerah tersebut sangat deras, sehingga konstruksi dermaga anjlok dan mengalami patahan. Beruntung, warga se­tempat tidak ada beraktivitas di dermaga itu sesaat terja­dinya ambruk bangunan.

"Waktu kejadian itu kebetulan saya tidak berada di tempat dan menurut warga sekitar yang menjadi saksi ambruknya dermaga tersebut kejadiannya sangat cepat dan Alhamdulillah tidak ada korban sama sekali. Saya pun tak habis pikir dengan kejadian ini, dan tidak kemungkinan ini faktor alam, karena di lokasi tersebut arusnya sangat deras," ujar Kepala Desa Mekar Sari, Erman, saat ditemui di Selatpanjang, Rabu (31/3/2021) siang.

Dikatakan Erman, pelabuhan itu belum begitu lama dipergunakan masyarakat, baru tiga bulan sejak dibangun. Namun sangat disayangkan bangunan yang menelan biaya Rp90 juta lebih itu sudah ambruk sebelum dioperasikan dan dimanfaatkan sepenuhnya masyarakat setempat.

Disinggung terkait teknis pelaksanaan, Erman mengatakan bahwa pembangunan dermaga tersebut sudah melalui proses perhitungan dan perencanaan yang matang oleh pihak desa dan tim teknis.

"Memang itu bekas pelabuhan lama pada zaman Bengkalis, namun pondasi kita bangun baru dengan spesifikasi tinggi. Malahan pernah beberapa waktu lalu kita melakukan bongkar muat raskin sebanyak 35 ton di dermaga itu dan Alhamdulillah baik-baik saja," ungkapnya

Diceritakan Erman, pembangunan pelabuhan itu merupakan aspirasi masyarakat yang menginginkan pelabuhan representatif untuk kebutuhan bongkar muat barang dan turun naik penumpang.

Dijelaskan, keinginan masyarakat itu ditampung dalam Musrenbang desa. Berdasarkan kesepakatan bersama, akhirnya pelabuhan itu dibangun dengan anggaran seadanya sisa dari anggaran Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang disalurkan kepada masyarakat.

"Pelabuhan itu sudah pernah ada yang dibangun pada zaman Kabupaten Bengkalis tahun 2003 silam. Namun berdasarkan keinginan warga yang disampaikan didalam Musrenbang atas usulan kebutuhan yang mendesak maka kita akomodir lah keinginan warga itu dengan menggunakan anggaran seadanya sisa dari dana BLT sebesar Rp90 juta. Pekerjaan ini juga tidak terkesan dipaksakan karena ini peruntukannya jelas dan masyarakat juga ngotot. Dengan anggaran segitu maka kita kumpulkan para pendamping, pihak desa dan tim teknis pembangunan dan akhirnya pelabuhan selesai dikerjakan 100 persen, namun baru tiga bulan sudah ambruk," ungkapnya.

Selaku pemerintah desa, dirinya akan bertanggung jawab penuh untuk melakukan perbaikan apapun caranya pasca ambruk ini.

"Inshallah dalam minggu ini kita akan masukkan material untuk segera melakukan perbaikan, mengingat dermaga ini adalah tempat beraktivitas masyarakat desa dan harus segera kami perbaiki. Anggaran yang akan digunakan bisa saja dana pribadi atau kita minta bantu kepada pihak ketiga dalam hal ini adalah perusahaan. Namun sebelum dibangun saya minta ini diperiksa dan diaudit dulu oleh Inspektorat," pungkasnya.***