PEKANBARU, GORIAU.COM - Dunia kehumasan menjadi sesuatu yang menarik pada saat sekarang. Hal itu tidak terlepas dari peran media massa untuk membentuk citra dan brand perusahaan baik melalui media online maupun media cetak.

Peningkatan peran media massa melalui digital media untuk menciptakan brand perusahaan yang baik pun dimaksimalkan oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Perusahaan pulp dan kertas terbesar di Asia Tenggara ini memaksimalkan penggunaan media sosial yang berkembang pesat kala ini.

Corporate Communiation Manager RAPP, Djarot Handoko, menuturkan masyarakat Indonesia merupakan salah satu pengguna media sosial dengan traffic yang tinggi. Tingginya pengguna media sosial di Indonesia, lanjut Djarot, mendorong RAPP untuk memaksimalkan pencitraan perusahaan kepada masyarakat.

"Indonesia masuk ke dalam lima peringkat pengguna media sosial terbanyak di dunia. Selama satu tahun terakhir, kita sudah memaksimalkan penggunaan media sosial untuk branding perusahaan kepada masyarakat," kata Djarot dalam acara Media dan Public Relation Workshop Perhumas Riau di Aula Awaloedin Function Hall A, RS. Awal bross, Pekanbaru, Kamis (4/6/2015).

Dalam acara yang bertajuk 'Building Image dan Cyber Public Relation' itu, ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Riau dan beberapa humas perusahaan lainnya hadir memberikan pendapat masing-masing mengenai brand dan citra perusahaan.

Djarot pun mengemukakan, RAPP telah memaksimalkan penggunaan dunia digital seperti media sosial melalui akun twitter @RAPP_Official untuk membangun citra dan reputasi perusahaan kepada masyarakat. Meski baru berumur satu bulan, @RAPP_Official sudah mampu meraup pengikut lebih dari 400followers.

Selain @RAPP_Official, RAPP juga memiliki akun twitter yang menyasar segmen mahasiswa dan siswa melalui akun @studentsvaganza yang sudah berumur sekitar lebih dari setahun dengan ribuan followers.

"Selain melalui media cetak dan media online, kita sedang berusaha memaksimalkan dunia digital sebagai sarana membangun citra dan reputasi untuk RAPP. Kita punya akun twitter @RAPP_Official dan @studentsvaganza," kata Djarot.

RAPP juga senantiasa memantau opini masyarakat mengenai perusahaan melalui mesin pencari google atau yahoo. "Untuk menjaga dan melindungi brand perusahaan, kita memiliki tim untuk memantau google dan yahoountuk istilah tertentu yang ingin dipantau berkaitan dengan perusahaan," ujar Djarot.

Sementara itu, Visual Communication Specialist PT Chevron Pacific Indonesia (CPI), Pradonggo, yang juga menjadi narasumber dalam acara yang sama menilai sebuah brand menjadi perhatian penting karena brand menunjukkan jati diri sebuah perusahaan.

"Brand merupakan komitmen. Makanya brand itu bukan hanya logo perusahaan, bukan hanya iklan. Tapi brand berbicara tentang bagaimana sikap sebuah perusahaan, bagimana sebuah perusahaan bertingkah laku," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Sekretaris Umum Perhumas Pusat, Pamungkas Trishadiatmoko atau yang akrab disapa Moko, mengatakan media sosial diperlukan oleh seorang public relation (PR) atau orang yang bekerja dibagian hubungan masyarakat (humas) karena kini platform media sudah berubah.

"Landscape kehumasan sekarang sudah berubah. Dunia public relationsekarang berubah dengan adanya dunia digital. Seorang PR Harus creative dan bisa menerapkan teknologi baru untuk membangun citra perusahaan," kata Moko.

Moko mencatat penetrasi pengguna internet Indonesia meningkat hingga 35%. Menurutnya, kondisi seharusnya bisa dimanfaatkan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan brand dan citra secara efektif.

"Sekarang Indonesia sudah dijuluki sebagai ibu kota pengguna sosial media. Kondisi ini jangan ditakuti dan dihindari oleh seorang PR sebab semua orang saat ini terhubungan dengan media sosial," tuturnya.

Topik mengenai public relation ini pun mengundang perhatian para peserta workshop. Salah satunya seperti pertanyaan yang dilontarkan Mardianti. Mahasiswi berjilbab dari Universitas Riau itu bertanya kepada Djarot seputar citra dan reputasi yang telah dipresentasikan dalam seminar. "Mana yang lebih dulu diciptakan, citra atau reputasi?," tanyanya.

Djarot pun menerangkan jika citra dan reputasi adalah dua hal yang berjalan beiringan. "Jalan sama-sama. Citra kan dibentuk. Nah reputasi itu berjalan dengan sendirinya seiring waktu. Fungsi corporate communication itu pada dasarnya harus menjaga, mempertahankan dan memperbaiki citra yang baik menjadi lebih baik," tutup Djarot. (rls)