PEKANBARU - Balai Bahasa Riau kembali mengadakan sayembara penulisan bahan bacaan literasi tahun 2019, yang dapat diikuti oleh seluruh masyarakat di Bumi Lancang Kuning, dengan batas waktu penyerahan naskah sampai tanggal 30 Juni 2019.

Batas waktu penyerahan naskah ini merupakan perpanjangan dari tanggal yang seharusnya berakhir pada 30 Mei 2019.

Menurut Kepala Balai Bahasa Riau, Umar Sholikhan, perpanjangan pengiriman naskah dilakukan agar memberi peluang kepada masyarakat untuk menciptakan karya bahan bacaan litersi.

"Karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang sayembara ini, serta jumlah peserta yang mengirimkan naskah bahan bacaan baru beberapa, oleh sebab itu, kita lakukan perpanjang waktu dalam penerimaan naskah," kata Umar di Pekanbaru, Selasa, (28/5/2019).

Menurutnya, selama ini bahan bacaan literasi lebih sedikit, jika dibanding dengan bahan bacaan lainnya. Oleh karena itu, penting sekali untuk membangkitkan semangat literasi yang salah satunya melalui seyembara.

Karena tujuannya yaitu untuk menyelaraskan program nasional dalam menghidupkan budaya literasi.

Umar juga menuturkan, pada sayembara ini peserta tidak dipungut biaya sepeserpun dan untuk pemenang total hadiah mencapai Rp 75 juta, untuk 15 orang terpilih.

"Nantinya setiap kategori akan terpilih 5 orang pemenang, masing-masing mendapatkan tropi, sertifikat dan uang pembinaan sebesar Rp5.000.000," tambahnya.

Adapun ketentuan umumnya yaitu, sayembara ini hanya boleh diikuti oleh masyarakat umum yang berdomisili di Provinsi Riau, dengan melampirkan fotocopy KTP dan untuk peserta didik yang belum memiliki KTP bisa menggunakan Kartu Pelajar.

Sedangkan untuk ketentuan naskah harus memiliki muatan yang bersifat edukatif, yang diketik pada kertas A5, spasi 1,5 dengan jumlah halaman antara 48 sampai 50 halaman. 

Pada kategori TK/Paud memiliki ketentuan khusus seperti, tema yang dipilih haruslah persaudaraan, persahabatan, cinta lingkungan hidup dan lain sebagainya, tidak hanya itu didalam karya tulis harus memiliki ilustrasi minimal 30 persen dari keseluruhan naskah diluar dari sampul.

Untuk kategori lomba bahan bacaan tingkat SD yaitu, tema yang dipilih harus mengandung unsur pembentuk karakter anak, dan wajib mencantumkan ilustrasi paling tidak 10 persen dari keseluruhan naskah, diluar dari sampul.

Terakhir kategori anak SMP mememiliki ketentuan dengan tema yang cukup beragam seperti biografi tokoh, arsitektur, kuliner khas Riau, lanskap perubahan sosial, sanitasi dan kesehatan lingkungan, serta aktifitas ekonomi kreatif dan pariwisata Riau.

Tidak berbeda jauh dengan karya tulisan tingkat SD, pada tingkat SMP juga wajib mencantumkan ilustrasi minimal 10 persen dari keseluruhan naskah.

Umar juga menjelaskan, kepada peserta yang mengikuti sayembara ini harus mengantarkan atau mengirimkan naskahnya sebanyak tiga eksemplas ke Balai  Bahasa Riau, Jalan Binawidya, Kampus Universitas Riau, Pekanbaru.

Menurutnya penerimaan naskah tersebut agar tim seleksi sayembara lebih mudah menilai, karena telah mengetahui seperti apa bentuk fisiknya.

"Seyembara itu kami terima dalam bentuk buku, alasannya biar lebih tau bentuk fisiknya seperti apa" tuturnya.

Ia juga menambahkan untuk pemenang, hasil karyanya akan di terbitkan pada tahun depan oleh Balai Bahasa Riau. Oleh sebab itu ia menghimbau penulis-penulis di Bumi Lancang Kuning untuk dapat berpartisipasi mengikuti sayembara ini. ***