MADRID - Sejak bersyahadat beberapa tahun lalu, Amanda Figueras selalu merindukan datangnya bulan Ramadhan. Sebab, baginya Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa.

Dikutip dari Republika.co.id, pada awal menjadi mualaf, Amanda merasa sendirian menjalankan ibadah sebagai Muslimah. Namun dia sangat senang dengan sambutan para Muslimah.

''Pada awalnya, saya sendirian menjalankan Islam, saya pergi ke masjid, berbuka puasa di sana dan shalat Tarawih. Saya selalu menyukai sambutan dari saudari-saudari Islam saya,'' kata Amanda seperti dikutip dari Arab News, Ahad (24/5).

Sejak menikah beberapa tahun lalu, ia saling berbagi dengan suaminya yang berkebangsaan Mesir. Saat ini mereka sudah memiliki putra berusia tiga tahun. ''Kami mencoba menunjukkan semangat Ramadhan kepada putra kami di rumah.''

Amanda menemukan Islam karena sebagai seorang wartawati, dia harus menulis tentang orang-orang Islam. Kisahnya ini telah diterbitkan dalam sebuah bukunya yang berjudul ''Mengapa Islam: Kehidupan saya sebagai seorang wanita, Eropa dan Muslim'' yang berbicara tentang perjalanannya masuk Islam.

''Ini adalah perjalanan yang saya mulai setelah serangan teroris tahun 2004 di Madrid. Pada waktu itu, saya adalah seorang jurnalis di surat kabar El Mundo, dan saya diminta untuk meliput konsekuensi di antara komunitas Muslim di Spanyol.''

Dia menyadari sebelumnya sama sekali tidak tahu tentang Islam. Amanda kemudian mulai membaca banyak tentang Islam. Dan, dia jatuh cinta kepada Nabi Muhammad setelah mengetahui karakternya yang murah hati dan kerendahan hati yang tulus.

''Saya jatuh cinta pada Nabi Muhammad SAW setelah mengetahui karakternya yang murah hati dan kerendahan hati yang tulus,'' kata Amanda.

Dia juga mulai membaca Alquran. Kemudian, setelah membaca Kitab Suci Alquran, terutama ayat-ayat yang menekankan kesempurnaan alam, dia mulai menemukan dan merasakan Allah. Akhirnya membuka matanya pada Islam.

Mengejutkan Keluarga

Tidak mudah bagi keluarganya menerimanya setelah mengetahui Amanda menjadi mualaf. Ada rasa khawatir dari mereka.

Bagi Amanda, hal itu terlihat menyedihkan di saat dia menemukan kebahagiaan dan ketenangan. Mereka menjadi tidak nyaman tentang keislamannya. Padahal, Islam memberikan hal-hal yang baik bagi Amanda.

Meski demikian, Amanda senang memiliki keluarga kecil dan suami yang selalu mendukung usahanya untuk belajar banyak tentang Islam.

Sekarang, Amanda sedang bersemangat untuk membangun dialog dan membangun hubungan antara orang-orang yang berbeda keyakinan. Selain itu, dia juga ingin menentang Islamofobia dan ujaran kebencian tentang Islam.

Dia mulai bekerja lima tahun yang lalu sebagai manajer proyek dan komunikasi di Foro Abraham untuk Dialog Antaragama dan Antarbudaya.

''Ini adalah organisasi masyarakat sipil nirlaba yang berbasis di Spanyol yang bekerja untuk mempromosikan pemahaman melalui apa yang kita sebut 'dialog antaragama dan aksi antaragama,'' kata Amanda.***