PEKANBARU, GORIAU.COM - Pihak Kepolisian Resor Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, menyatakan kebakaran lahan sagu di daerah ini masih terus berlanjut. Bahkan terakhir dikabarkan empat unit alat berat milik kontraktor pengembang PT National Sago Prima (NSP) anak perusahaan PT Sampoerna Agro Tbk yang sedang beroperasi ikut terbakar.

"Sementara itu untuk perkembangan terahir kebakaran lahan tersebut, titik api yang dapat dipantau masih menyala dan mengeluarkan asap terdapat di areal PT NSP di Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau, Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada wartawan di Pekanbaru, Rabu (12/2/2014).

Sedangkan di tempat lain, kata dia, untuk sementara tidak ditemukan titik api, namun khusus lokasi terbakar di lokasi ijin konsesi PT NSP cukup banyak.

Secara umum, lanjut kata Guntur, lokasi pemadaman baru yang terletak di divisi 10,11 dan 12 dengan luas lahan terbakar sekitar 1000 hektare . Kemudian upaya pemadaman api masih tetap dilaksanakan dengan menggunakan satu unit helikopter, 13 unit mesin robin (penyemprot air) dengan dibantu sekitar 100 orang karyawan perusahaan.

"Selanjutnya yang dilakukan juga yakni pemantauan titik api lewat udara dan diketahui selain kebun tanaman baru PT NSP juga terdapat kebun sagu masyarakat yang terbakar di lokasi bersebelahan dengan perusahaan ini," katanya.

Belakangan, kata dia, diketahui lahan terbakar itu milik warga bernama Kari dan Anwar yang berada di Desa Lukun, Kecamatan Tebingtinggi Timur dengan luas lahan terbakar belum diketahui.

Lalu kemudian memeriksa saksi lainnya atas nama Pandu Siregar (40) selaku asisten manager PT NSI (kontraktor NSP), Nasrulah Sitanggang, (41) selaku mandor kontraktor PT Nuansa Pertiwi, Seiko (43) yang juga mandor PT SNI.

Para saksi tersebut kata dia, menjelaskan bhwa sumber api berasal dari kebun warga hingga mengakibatkan lahan baru milik PT NSP ikut terbakar termasuk empat unit alat berat milik PT SNI. "Saat ini api sudah dapat dilokalisir namun hampir seluruh lahan seluas 1000 hektare masih menyala dan mengeluarkn asap," katanya.

Kepolisian setempat kata sia, tetap akan mengembangkan kasus tersebut dengan memintai keterangan sejumlah warga pemilik lahan yang terbakar berkaitan dengan lahan PT NSP.

"Sementara ini saksi yang sudah diperiksa ada sebanyak 12 orang semuanya dari kalangan warga dan kontraktor PT NSP. Untuk dari pihak NSP belum dilakukan pemeriksaan. Sementara hasil pemeriksaan 12 saksi itu,belum ditemukan petunjuk terkait penyebab pasti kebakaran," katanya. (fzr/ant)