SELATPANJANG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau tercatat mengalami peningkataan di tahun 2019.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kepulauan Meranti, mulai Januari hingga Oktober 2019 tercatat 110 kasus DBD. Angka ini sangat jauh berbeda dari kasus DBD pada tahun 2018 di Kepulauan Meranti yang hanya tercatat 24 kasus.

Kepala Diskes Kepulauan Meranti, Drg. Ruswita, melalui Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit, Muhammad Fahri SKM, mengatakan peningkatan drastis kasus DBD memang terjadi pada bulan Oktober ini.

"Pada bulan Oktober ini kita mencatat ada sekitar 40 kasus," ujar Fahri.

Ia juga mengatakan bahwa peningkatan terjadi karena faktor perubahan cuaca saat ini yang memasuki musim penghujan.

"Pengaruhnya memang fluktuasi karena cuaca, saat kemarau nyamuk hanya bertelur dan mencari tempat perindukan, dan sat ini sudah musim penghujan," ujar Fahri.

Saat ditanyakan apa perbedaan dengan tahun lalu, Fahri mengatakan bahwa ada perbedaan cuaca tahun ini dengan tahun yang lalu.

"Ada analisa kami fluktuasi perubahan yang tidak sama dengan tahun kemarin. Ada faktor fluktuasi lima tahunan, yang terjadi dan ini hanya terjadi sekali dalam lima tahun," ujarnya.

Hal ini juga ditunjukkan Fahri melalui data pada lima tahun yang lalu, dengan jumlah kasus DBD yang juga tinggi.

Fahri mengatakan bahwa hampir rata-rata kasus DBD terjadi pada anak dan hampir 90 persen.

Hal ini juga dikatakan Fahri karena kasus DBD memang rentan terjadi pada anak usia 0 hingga 17 tahun.

"Tergantung daya tahan tubuh. Kemudian dilihat juga virusnya, kalau virusnya hebat dan orang dewasa juga bisa tumbang," ujar Fahri.

Ditambahkan Fahri tempat terbanyak terjadinya kasus DBD berada di Daerah Selatpanjang dan Alah Air.

Untuk mengantisipasi kasus DBD, Fahri mengatakan hingga saat ini pihaknya secara rutin membagikan bubuk abate dan mensosialisasikan pencegahan penyebaran nyamuk pembawa virus DBD melalui puskesmas di seluruh Kepulauan Meranti.

"Kita masih melakukan pembinaan dan penyebaran bubuk abate, bubuk abate kita juga masih mencukupi hingga tahun ini. Selain itu kita juga akan kembali menggalakan satu rumah satu jumantik," pungkasnya.***