SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Usai Bupati Siak H Syamsuar MSi membuka pelaksanaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ ) ke-14 tingkat Kabupaten Siak di lapangan Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, Senin (25/8/14) malam, setiap hari, ribuan warga mendatangi lokasi, apalagi pada malam hari.

Dari puluhan stan bazar yang berjejer rapi mengelilingi astaka, hanya stan milik Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahana Pangan (BP2KP) yang selalu ramai dikerumuni pengunjung. Pasalnya, di depan stan, terdapat dua batang ubi kayu raksasa yang bobotnya mencapai 100 kilogram. Dimana, setiap batang memiliki lebih 10 umbi yang rata-rata beratnya di atas 10 kilogram.

Kasubag Program BP2KP Pemkab Siak, Sukarimi, saat ditemui GoRiau.com di stan menjelaskan, ubi kayu raksasa ini merupakan hasil perkawinan ubi kayu kampung dengan ubi kayu gajah.

"Cara mengawinkannya hanya menyambung batang, sebelum diikat, dikasih pupuk. Sudah banyak petani Siak yang berhasil menjalankan program ini," kata Sukarimi.

Dia menjelaskan, adapun umur ubi raksasa yang berada di halaman stan BP2KP ini, sekitar 1,6 tahun dan tidak bahaya kalau dimakan.

"Tak apa-apa dimakan, tapi kandungan Asam Sianida (HCN) dibuang dulu. Caranya, setelah dicuci, lalu direbus sampai mendidih," jelasnya.

Sukarimi mengaku, untuk memindahkan ubi raksasa dari kebun ke arena MTQ, dilakukan oleh lima orang petani dewasa.

"Kalau yang di depan stan itu sudah lebih 100 kilo, lima orang petani yang meletakkannya di sana," kata Sukarami sambil menunjuk kearah ubi raksasa.(nal)