PEKANBARU, GORIAU.COM - PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) melalui Keluarga Donor Darah (KDD) mengunjungi markas Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekanbaru, Sabtu (13/9), di Jalan Petala Bumi, Pekanbaru. Dalam kunjungan silaturahmi tersebut, KDD RAPP dan PMI Pekanbaru sepakat akan memperkuat kerjasama yang telah terjalin selama ini dalam menghimpun darah untuk membantu sesama.

Mewakili Manajemen RAPP, R. Elwan Jumandri mengatakan RAPP sangat peduli dengan kegiatan-kegiatan sosial seperti donor darah. Menurutnya, saat ini KDD RAPP merupakan yang terbesar di Pelalawan dan telah menjalin kerjasama dengan PMI-PMI di daerah, seperti Pelalawan, Kampar dan Kuansing, dan segera menyusul di Siak.

"Atas nama manajemen kami juga mengucapkan terimakasih kepada PMI atas dukungannya selama ini, dan yang paling menggembirakan tingkat partisipasi pendonor kita terus meningkat. Sabtu depan (20/9), kita kembali menggelar donor darah yang ke-40," ujar Elwan, didampingi Ketua KDD RAPP, H. Raylus Nurdin, Sekretaris, Iman Budi Fikri, Roswin Marbone, dan sejumlah pengurus lainnya.

Ditambahkan Elwan, KDD RAPP hingga saat ini sudah berhasil menghimpun hampir sebanyak 2 juta cc darah dan telah menggelar 39 kali donor darah yang digelar setiap 3 bulannya.

Ketua PMI Pekanbaru, H Yuzamri Yaqub menyambut baik rencana peningkatan kerjasama ini, karena KDD RAPP merupakan salah satu organisasi social perusahaan yang sangat aktif dan berada di level teratas dalam menggelar donor darah di Riau.

"Saya berterimakasih kepada KDD RAPP yang termasuk level teratas dan memiliki rasa kekeluargaan yang tinggi di Riau dalam menghimpun darah. Kita patut berbangga karena PMI Pekanbaru adalah yang terbaik dalam proses pengelolaan darahnya di Sumatera, dan di Indonesia sudah masuk 12 besar," ungkap Yuzamri.

Kepala Markas PMI Pekanbaru, Dr. Dian Singgih mengaku hingga saat ini PMI masih sangat kekurangan stok darah. Sehingga dengan adanya kepedulian dari pihak lain seperti KDD RAPP, bisa menambah stok yang ada. Namun demikian, Dian juga menyayangkan masih adanya oknum atau calo yang memanfaatkan situasi dengan meminta bayaran lebih dari keluarga pasien di atas tarif resmi BPPD (Biaya Pengganti Pengelola Darah) oleh PMI.

"Selama ini memang masih terjadi miskomunikasi dalam permintaan darah. Karena di Indonesia, yang mengurus darah masih keluarga pasien. Idealnya setiap rumah sakit harus memiliki bank darah dan menyediakan stok emergency," kata Dian.

Berdasarkan ketentuan BPPD, biaya resmi darah untuk tahun 2014 ini sebesar 360 ribu rupiah untuk satu kantong darah. Biaya tersebut meliputi biaya pemeriksaan donor, kantong darah, sterilisasi dari penyakit, dan operasional PMI sendiri.

Dengan adanya kerjasama ini, Dian menambahkan, setiap karyawan RAPP bisa langsung datang ke PMI dengan menunjukkan Kartu Tanda Pengenal (ID Badge) untuk memperoleh darah. Kemudian PMI akan mengambil donor pengganti dari kegiatan donor darah yang digelar. (rls)