PEKANBARU, GORIAU.COM - Badan Koordinasi Penyuluhan Provinsi Riau menggelar rapat kordinasi guna mensinergikan program dan kegiatan penyuluhan, mengingat keberadaan penyuluh menduduki posisi yang sangat strategis dalam pencapaian pembangunan. Kegiatan Rakor Peyuluhan tahun 2015 tersebut digelar di Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru, 10-12 Juni 2015.

Sekretaris Bakorluh Provinsi Riau Ir Ferry Hc MS Ernaputra yang membacakan amanat Gubernur Riau menekankan pada pembukaan Rakor, Kamis (11/6/2015), penyuluh merupakan aparatur yang sangat berperan penting untuk menggerakkan masyarakat memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.

"Riau memiliki potensi sumber daya alam yang cukup melimpah. Ini merupakan sebuah peluang besar untuk dikembangkan dalam menopang pertumbuhan ekonomi dalam persaingan ekonomi Asia," kata Ferry.

Oleh karena itu, para penyuluh yang ada di daerah ini diharapkan dapat mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam rangka memanfaatkan potensi sumber daya untuk kesejahteraan masyarakat.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/11062015/rul2jpg-2450.jpg Mengingat kondisi penyuluh di Riau saat ini banyak memasuki usia pensiun. Untuk menutupi kekurangan tenaga penyuluh, perlu langkah strategis kedepannya.

"Karena itu kami mengimbau kepada pemerintah kabupaten dan kota untuk bersama-sama terus melakukan upaya penambahan tenaga penyuluh dengan memasukkan formasi penerimaan CPNS mendatang," kata Gubernur dalam sambutan tertulisnya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Rakor Penyuluhan Nasrizal S.Sos menyebutkan, rapat koordinasi ini dimaksudkan untuk mengevaluasi sinergi program penyuluhan antara Bakorluh pusat, provinsi dan kabupaten/kota se Riau dalam upaya menyamakan visi dan misi serta progam 2016.

Melalui evaluasi tersebut diharapkan bisa merumuskan rencana-rencana strategis dalam rangka mengoptimalkan dan memaksimalkan kegiatan-kegiatan penyuluhan di tingkat masyarakat.

"Rapat koordinasi dan sinkronisasi program ini dilakukan juga dalam rangka membahas dan menyamakan persepsi terhadap pelaksanaan program/kegiatan penyuluhan di Provinsi Riau tahun 2016," katanya.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/11062015/rul3jpg-2449.jpg Kepala Pusat Badan Penyuluhan Pertanian dan Pengembangan SDM Kementerian Pertanian, Ir. H. Fathan A Rasyid, M.Ag mengungkapkan, pangan merupakan urusan wajib dan konkuren yang artinya harus ditangani secara bersama oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan swasembada pangan ditargetkan pada tahun 2015-2017 dengan indikator tidak ada impor dan peningkatan ekspor.

"Identifikasi permasalahan kunci terdiri atas 5 hal yaitu irigasi, pupuk, benih/bibit, alsintan serta penyuluhan. Sehingga diharapkan semua unsur yang ada bekerja optimal untuk mencapai target swasembada pangan," katanya.

Dari pertemuan tersebut diharapkan terbangun koordinasi terpadu antar anggota tim dalam meningkatkan produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Pajala) guna mewujudkan target swasembada tahun 2017, mensinkronkan program-program agar saling bersinergi serta meningkatkan pendampingan dan supervisi penyuluh terhadap petani sehingga tercapai sejumlah solusi atau rekomendasi untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi.

Jumlah data terakhir yang dihimpun dari ketiga Kementerian, saat ini jumlah penyuluh pertanian sebanyak 57.364 orang (PNS 28.494 orang, swadaya 8.380 orang, Tenaga Harian Lepas 20.490 orang); penyuluh perikanan 11.435 orang (PNS 3.377 orang, swadaya 6.758 orang, Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak 1.300 orang), serta penyuluh kehutanan 7.165 orang (PNS 4.045 orang, swadaya 3.000 orang, Bakti Sarjana Kehutanan 120 orang).

"Kita masih kekurangan 39 ribu tenaga penyuluh. Karena itu pemerintah terus mengisi kekurangan tesebut," ujarnya.(rul)