PEKANBARU, GORIAU.COM - Sayap Riau Air sudah tak kuat lagi untuk mengarungi langit Riau yang semula diperkirakan akan sangat menjanjikan. Bahkan kini maskapai penerbangan kebanggaan rakyat Riau itu tak pernah mengudara selama tiga tahun. Tak ada jalan lain yang lebih baik bagi Riau Air selain mengangkat ''bendera pailit''.

Penilaian ini disampaikan pengamat ekonomi Riau Edyanus Herman Halim kepada wartawan, Senin (17/9/2012). Dikatakanya, selama tiga tahun terakhir, Riau Air sudah dua kali menghentikan penerbangan. Dan sejak 6 April 2011, malah lisensinya sudah dicabut.

''Riau Air yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ini sudah tidak aktif lagi terbang disebabkan alasan kesulitan finansial. Maka, kita menyarankan dipailidkan saja. Karena terus dirundung masalah, namun tetap dilakukan audit terhadap penggunaan dana di maskapai ini,'' ujarnya.

Alasan pailit lebih dikarenakan tidak adanya kejelasan kapan akan terbang lagi dan agar tidak lagi menyedot anggaran daerah yang merupakan uang rakyat.

''Seingat saya, waktu lalu ada pernyataan akan ada investor yang bersedia menanam saham di maskapai Riau Air ini. Tapi kenyataan sampai sekarang tidak terealisasi. Makanya, untuk tidak semakin memperdalam masalah, alangkah baiknya dipailitkan saja. Sebab gaji karyawan tetap dibayar,'' katanya.

Dukungan dipailitkan BUMD Riau Air ini juga disampaikan anggota Komisi B DPRD Riau Noviwaldy Jusman, Senin (17/9/2012) saat ditemui di Gedung Lancang Kuning. Ia mengatakan, sebaiknya maskapai itu dipailitkan untuk menimalisir permasalahan yang dihadapi. Apalagi hingga kini tidak kunjung terbang.

Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPRD Riau inipun mengatakan, sampai saat ini terkait pertanggungjawaban dana sebesar Rp30 miliar yang diminta melalui APBD Perubahan 2011 lalu tidak kunjung diserahkan jajaran Direksi Riau Air. Selain itu penggunaan dana-dana yang sebelumnya pun belum jelas.(rdc)