TEMBILAHAN, GORIAU.COM - Sudah 30 tahun lamanya, Sungai Selat Pidada yang menjadi jalur alternatif dari 3 desa yaitu Desa Simbar, Desa Makmur Jaya atau Desa Sungai Dendan dan Desa Kuala Selat, Kecamatan Kateman, Indragiri Hilir (Inhil) dangkal dan dipenuhi sampah. Selama itu pula, warga yang menjadikan Sungai tersebut untuk bertransportasi menunggu perbaikan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil.

Namun, meskipun sungai sudah dangkal dan dipenuhi sampah. Hingga kini, tidak ada terlihat tanda-tanda akan dilakukan pengerukan atau pembersihan sampah yang menumpuk di Sungai tersebut.

Salah seorang warga disana, Yuda kepada GoRiau.com, Kamis (9/10/2014) mengatakan semenjak dirinya kecil, sungai tersebut sudah dipenuhi sampah. Dan untuk keluar dari desanya menuju desa lainnya, biasanya harus menunggu pasang dalam terlebih dahulu.

''Bisa lewat, tapi perlu perjuangan. Apalagi sampah-sampah itu nyangkut di kipas pompong,'' ujar Yuda.

Ia berharap, ada perhatian dari Pemkab Inhil untuk segera melakukan pengerukan dan pembersihan di sungai tersebut. Karena sungai itu merupakan penghubung untuk menuju ke Ibukota Kecamatan Kateman yaitu Sungai Guntung.

''Kami di sini menunggu tindakan nyata dari pemerintah. Karena, pengerukan itu harus menggunakan alat berat. Dan juga Pemerintah harus memberikan tindakan tegas bagi yang membuang sampah ke sungai itu,'' harap Yuda.(ayu)