PANGKALAN KERINCI, GORIAU.COM - Setiap tahun, dikabarkan ratusan ibu dan bayi (seimbang) meningga dunia saat melahirkan dan kelahiran. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Pelalawan terus meningkatkan pelayanan dibidang kesehatan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. Bahkan sampai saat ini ada sebanyak 5.111 program kesehatan 'kelas ibu' di Indonesia, dua diantaranya berada di kabupaten ini.

"Dua diantaranya itu, yang pertama berada di Puskesmas Pangkalan Kerinci dan yang kedua kelas ibu hamil yang berada di Puskesmas Bandar Seikijang. Kelas ibu hamil di Indonesia tak terkecuali di daerah ini merupakan salah satu bagian dari program pembangunan kesehatan yang masih diprioritaskan. Sehingga dengan adanya kelas ibu hamil ini maka ada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatannya yakni ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal," kata Kepala Dinas Kesehatan Pelalawan, Drs Darwis Alkadam M.Si, pada media ini di Pangkalan Kerinci, Minggu (16/6/2013).

Darwis menerangkan bahwa di Kabupaten Pelalawan kelas ibu hamil ini baru ada dua saya yakni di Puskesmas Pangkalan Kerinci dan Puskesmas Bandar Seikijang. Padahal idealnya kelas ibu hamil ini berada di setiap desa yang ada di daerah ini, sehingga dengan begitu tingkat Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) bisa diminimalisir.

"Bukan hanya kelas ibu hamil saja, tapi penggunaan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak serta gizi, sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni penurunan AKI dan AKB dapat tercapai," tandasnya.

Ditanya soal sistematika kelas ibu hamil sendiri, Darwis menjelaskan bahwa kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka. Tujuannya yakni untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan para ibu mengenai kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, miots, penyakit menular dan akte kelahiran.

"Kelas ibu hamil ini sama saja dengan kelompok belajar, namun ini adalah pesertanya para ibu hamil dengan usia kandungan antara 20 sampai 32 minggu. Masing-masing kelompok hanya terdiri dari 10 orang dengan 1 fasilitator saja," katanya.

Di dalam kelas ibu hamil ini, sambungnya, mereka akan belajar bersama dengan cara berdiskusi, tukar pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak secara menyeluruh dan sistematis. Pasalnya, dalam menjalankan perannya sebagai seorang ibu yang tengah hamil, secara otomatis seorang ibu hamil membutuhkan pengetahuan yang baik tentang kesehatan ibu dan anak.

"Tujuan khususnya sendiri dibuatnya kelas ibu hamil ini adalah adanya interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta, kemudian meningkatkan pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh disertai keluhan-keluhannya. Lalu pengetahuanperawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca salin, perawatan bayi baru lahir, dan masih banyak lagi," bebernya.

Dikatakannya, sampai saat ini Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam Tujuan Pembangunan Millenium Development Goal's (MDG’s), tepatnya pada tujuan 4 dan 5 yaitu Menurunkan Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu. Pasalnya, program ini menjadi sangat penting karena ibu dan anak merupakan unsur penting pembangunan.

"Karena itu, dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan maka peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992," ujarnya.

Ditambahkannya, apalagi dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009 disebutkan bahwa penyebab langsung kematian ibu sebesar 90 persen terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Karena itu, guna mempercepat pencapaian program MDG’s, diperlukan upaya percepatan penurunan kematian ibu dan bayi melalui peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ibu dan keluarga. "Dengan peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku ini diharapkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan selama kehamilan menjadi meningkat," tutupnya.(ilm)