JAKARTA, GORIAU.COM - Menteri Perindustrian Republik Indonesia, MS. Hidayat menyerahkan sertifikat Objek Vital Nasional Sektor Industri (OVNI) tahun 2014 kepada 49 Industri dan 14 Kawasan Industri, berdasarkan surat keputusan Menteri Perindustrian Nomor 446 tahun 2014, Selasa (2/9), di ruangan Garuda Kementerian Perindustrian RI, Jakarta.

Penyerahan sertifikat OVNI bagi industri strategis di Indonesia itu ditujukan untuk memberikan jaminan kepastian dan kenyamanan usaha bagi para investor. Acara penyerahan sertifikat tersebut juga dihadiri oleh Kepala Bagian Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Brigjen Putut Eko Bayu Seno serta para perwakilan perusahaan lainnya.

''Penyerahan sertifikat OVNI ini merupakan bentuk publikasi atau pengakuan status kepada perusahaan OVNI yang memang dinilai layak dimasukkan sebagai obyek vital nasional sektor industri,'' kata MS Hidayat dalam kata sambutannya.

Melalui OVNI ini, Hidayat mengharapkan adanya kerjasama antara Kementerian Perindustrian dengan Kepolisian, dan industri dalam menjaga keamanan dan kenyamanan berinvestasi di Indonesia.

''Industri merupakan salah satu penopang ekonomi Indonesia yang sangat penting dan mampu berkontribusi sekitar 21 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6 persen tiap tahunnya,'' ujar Hidayat.

Dukungan keamanan dari Polri dalam menyelenggarakan pengamanan di masing-masing industri dan kawasan industri menjadi sangat penting dan sesuai dengan nilai investasi, luasnya lahan, jumlah karyawan dan faktor lainnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT. Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), Kusnan Rahmin menyambut baik ditetapkannya RAPP sebagai salah satu objek vital nasional sektor industri (OVNI).

''Penyerahan sertifikat OVNI ini sangat baik bagi industri strategis di Indonesia. Dengan adanya penetapan melalui SK Menperin, kepastian usaha bagi investor dapat lebih terjamin. Kami berharap perusahaan dapat lebih produktif lagi membawa produk Indonesia di pasar global,'' ujar Kusnan.

Saat ini, RAPP memiliki kapasitas produksi untuk pulp 2.8 juta ton dan untuk kertas 820.000. Kusnan menambahkan dengan adanya jaminan perlindungan bisnis yang kondusif ini perusahaan mentargetkan penambahan tujuan ekspor ke Uni Eropa.

''Melalui Grup APRIL, saat ini PaperOne telah diekspor ke 75 negara yang tersebar di Asia Pasifik, Australia dan China. Kami akan coba perbesar penetrasi pasar ke Uni Eropa,'' tambah Kusnan. (rls)