JAKARTA, GORIAU.COM - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan terus menggenjot kegiatan menanam pohon untuk mendukung rehabilitasi lahan dan menjaga ekosistem hutan.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya di Jakarta, Rabu (12/11/2014) menyatakan gerakan menanam pohon yang selama ini telah dilaksanakan adalah kegiatan yang sangat baik. ''Apa yang sudah baik dari pemerintahan lalu akan kami teruskan, termasuk menanam,'' katanya usai meninjau pameran menyambut Hari Menanam Pohon Indonesia.

Pada tahun 2013 lalu, gerakan menanam berhasil mendorong penanaman 1,8 miliar pohon. Untuk tahun ini, penanaman diharapkan tembus 2 miliar pohon. Siti menyatakan, untuk menggelorakan semangat menanam pihaknya kembali akan menggelar peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam. Acara itu, rencananya akan digelar di Womogiri Jawa Tengah dan dihadiri Presiden Joko Widodo.

Sekjen Kementerian Kehutanan Hadi Daryanto menekankankan pentingnya penanaman untuk menyokong industri kehutanan. Menurut dia, berbekal kayu hasil penanaman, industri kehutanan tumbuh luar biasa. Berdasarkan data Kemenhut sampai semester pertama 2014, terdapat industri dengan kapasitas di atas 6000 m3/tahun terdapat 386 unit. Padahal sepuluh tahun lalu jumlahnya hanya sekitar 100 unit.

''Untuk industri yang memanfaatkan kayu hutan tanaman termasuk kayu dari hutan rakyat, kami terus permudah perizinannya,'' kata dia.

Situasi tersebut berdampak kepada penggunaan bahan baku dari kayu tanaman. Selama delapan tahun terakhir (2005-2013), pemenuhan bahan baku kayu tanaman meroket dari sebesar 11,2 juta m3 pada 2005 menjadi 39,80 juta m3 pada 2013. Sebaliknya penggunaan kayu alam semakin menurun, yakni dari 20,5 juta m3 pada 2005 menjadi 5,54 juta m3 pada 2013.

Sementara itu Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin menyatakan komitmen pihaknya soal menanam pohon. ''Untuk itu kami menanam lebih dari 500.000 bibit setiap harinya atau setara dengan 150 juta batang bohon per tahun. Menanam pohon adalah merupakan inti dari kegiatan usaha hutan tanaman yang dilakukan oleh perusahaan,'' kata dia.

Pengembangan hutan tanaman yang dilakukan RAPP pun dilakukan secara terencana tanpa mengorbankan hutan alam. Menurut Kusnan, untuk mempertahankan bentang hutan alam yang ada di konsesinya, pihaknya menerapkan pola mosaik dengan memerhatikan kajian hutan bernilai konservasi tinggi (HCV). ''Untuk perlindungan bentang hutan alam, kami juga akan merestorasi dan mendukung kegiatan konservasi hutan seluas 400.000 hektare atau setara dengan hutan tanaman yang kami kembangkan,'' katanya.

Dia menambahkan, penanaman juga dilakukan dengan menggandeng masyarakat melalui program kemitraan. Saat ini terdapat pengembangan kemitraan yang sudah dilakukan diantaranya di Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan seluas 4.000 hektare dan di Pulau Padang, Kepulauan Meranti seluas 1.700 hektare. Pola kemitraan dikembangkan dengan penanaman tanaman unggulan setempat yang diminati masyarakat seperti karet dan sagu. (rls)