AIR TIRIS, GORIAU.COM - Jamaah Thariqat Naqsabandiah se-Kecamatan Kampar Utara, Kabupaten Kampar, mendoakan bakal Calon Gubernur Riau Ir. HM. Lukman Edy MSi, agar dimudahkan Allah dalam mencapai cita-citanya pada Pemilihan Gubernur Riau September 2013 mendatang.

''Kalau pemimpin kita masih muda tentu dia memiliki semangat yang kuat. Ibarat pepatah, cepat kaki ringan tangan. Semoga Allah memudahkan cita-citanya untuk membangun Riau ke depan,'' ujar Pembina Jamaah Thariqat Tuanku H Engku Modo Jaafar, dalam acara memperingati Israk dan Mikraj 1434, Sabtu malam (15/6/2013) di Surau Suluk Desa Naga Beralih, Air Tiris, Kecamatan Kampar Utara, Kabupaten Kampar.

Tuanku H Engku Modo Jaafar yang merupakan ulama dan tokoh masyarakat setempat mengatakan, meskipun Lukman Edy masih muda, namun beliau sudah menorehkan berbagai prestasi seperti pernah menjadi Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) pada Kabinet Indonesia Bersatu I, dan saat ini menjadi anggota DPR RI.

Sementara itu Balon Gubri Lukman Edy, pada kesempatan tersebut juga menceritakan perjalanan hidup dan karir politik, mulai dari kuliah di Jawa Timur, maju sebagai anggota DPRD Riau dari daerah pemilihan Kepulauan Riau, menjadi Ketua Pansus Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau, menjadi Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa, menjadi Menteri PDT RI dan sekarang maju sebagai bakal calon Gubernur Riau periode 2013-2018 berpasangan dengan Suryadi Khusaini dari DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

''Kami terpanggil untuk maju Pilgubri karena kami melihat harus ada wakil dari generasi muda. Kami hadir untuk memberi semangat bagi anak-anak muda agar berani dan sanggup ketika ditunjuk menjadi pemimpin. Saat ini generasi muda harus muncul karena banyak tokoh-tokoh tua sudah meninggal dunia sedangkan kepemimpinan harus terus berjalan dan harus ada pergantian generasi,'' ujar pria yang saat ini berusia 42 tahun ini.

Pada acara yang dihadiri sekitar seratus warga itu juga menghadirkan ustad Masriadi Lc. Dia mengatakan nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah sholat dan peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad SAW banyak yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat.

Salah satunya adalah mengingatkan imam (pemimpin) yang salah. "Dalam sholat itu ada tata cara mengingatkan imam ketika salah. Begitu juga dalam kehidupan sehari-hari, gunakan cara yang bijak untuk mengingatkan pemimpin. Kalau pemimpin tidak mau diingatkan selama tiga kali, boleh ditinggalkan," ujarnya.

Begitu pula sebaliknya, pemimpin juga harus sadar diri. Jika merasa sudah tidak sanggup lagi menjadi pemimpin silahkan meninggalkan makmum dengan cara yang baik pula. ''Makanya dalam sholat itu orang yang di belakang imam itu bukan orang yang sembarangan karena harus siap menggantikan imam,'' ujarnya. (rls)