SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Setelah membaca berita terkait adanya pelajar yang tidak mampu melanjutkan sekolah karena berasal dari keluarga miskin, Bupati Siak H Syamsuar Msi langsung mendatangi rumah orangtua pelajar di Desa Buatan 1, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak, Kamis (7/8/2014).

Bupati terlihat sedih melihat kondisi rumah M Isya, orangtua Ari dan Yudi yang terbuat dari kayu beratapkan rumbia dengan ukuran 4X6 m2. M Isya langsung menyambut kedatangan bupati, lalu mereka berbincang di dalam rumah. Kepada bupati, M Isya mengaku tak punya biaya untuk menyekolahkan anaknya karena miskin.

"Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, saya bekerja sebagai buruh deres karet. Itupun kadang tak cukup untuk makan," kata M Isya kepada bupati.

Setelah mendengar keluhan M Isya, bupati berjanji untuk menanggung semua biaya sekolah anaknya hingga tamat SMA.

"Selain itu kita juga bangun rumah layak huni untuk keluarga M Isya," kata bupati. Mendengar kabar baik itu, M Isya begitu terharu dan tak kuasa menahan air matanya.

"Terima kasih Pak Bupati, terima kasih Pak," ucap M Isya.

Selain itu, bupati mengintruksikan kepada Kadisdik Kadri Yafiz, UPTD Kecamatan Koto Gasib Norman dan seluruh kepala sekolah Koto Gasib untuk mensosialisasikan program pendidikan gratis 12 tahun.

"Kedepan, saya tak mau lagi mendengar ada anak Siak yang putus sekolah karena tak ada biaya," tegasnya.

Seperti diberitakan, tiga pelajar, Ari, Yudi dan Dewi harus menepis impian mereka melanjutkan sekolah ke SMP 3 Koto Gasib karena orangtua tidak memiliki biaya untuk membayar uang seragam sekolah sebesar Rp 1 juta. Ironisnya, Ari dan Yudi merupakan saudara kandung, anak dari M Isya. Sedangkan Dewi anak dari Darin.

Tokoh Pemuda Koto Gasib, Suleman, mengaku kecewa dengan peristiwa itu. Karena selama ini biaya pendidikan belajar 12 tahun merupakan program Pemkab Siak. "Katanya gratis, kok masih ada biaya jutaan rupiah untuk masuk SMP," keluhnya.(nal)