PEKANBARU, GORIAU.COM - Sejumlah sekolah dasar di Pekanbaru menarik kembali buku pelajaran Pendidikan Jasmani dan Keseharan (Penjaskes) karena materi buku tersebut dianggap vulgar. Seperti yang dilakukan SDN 155 di Jl Amilin, Kecamatan Sukajadi Pekanbaru, Riau. Pihak sekolah akhirnya menarik buku pelajaran Penjaskes dari murid kelas V. Buku ini sempat beredar dalam sebulan terakhir. Materi buku tersebut dinilai belum layak untuk dibaca bagi murid sekolah dasar.

''Kita sudah menarik 30 buku yang sempat dimiliki murid-murid kita kelas V. Sekarang buku tersebut sudah kita kumpulkan untuk tidak lagi dijadikan acuan pelajaran,'' kata Kepala Sekolah SDN 155, Syafri Effendi kepada wartawan, sebagaimana dikutip www.goriau.com dari riaukita.com, Rabu (26/9/2012) di Pekanbaru.

Menurut Effendi pihaknya mengakui telah kecolongan dengan peredaran buku tersebut. Komplein atas materi buku itu justru datangnya dari wali murid. Dimana seorang wali murid awalnya sempat mempertanyakan materi soal dengan bahasa yang vulgar.

''Dari komplein itulah, lantas kita mencoba untuk membacanya kembali. Dan setelah kita bacam ternyata memang bahasa yang dipergunakan itu tidak layak untuk anak-anak setingkat sekolah dasar,'' kata Effendi.

Sebelumnya diberikan buku mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) untuk murid SD dinilai terlalu vulgar. Buku ini pun sempat beredar di kalangan murid. Buku yang buat heboh itu, diperuntukan bagi murid kelas V SD. Buku pelajaran Penjaskes ini, materinya dianggap vulgar dan tidak sesuai untuk spikologi murid SD. Dalam materi pertanyaan, dengan fulgar menyebutkan dengan bahasa yang tidak sepantasnya untuk kalangan sekolah dasar.

Misalkan saja ada pertanyaan nama alat kelamin laki-laki dan perempuan. Lantas pilihan jawabannya, ada vagina, testis, sperma, ovarium. Lalu ada pertanyaan alat kelamin pria itu mengeluarkan? jawabannya sama dengan pilihan jawaban pertama.

Yang paling dianggap vulgar ada pertanyaan, bila kita melakukan hubungan seksual maka akan terjadi? Pilihan jawabannya, Uretus, ovarium, ovulasi dan kehamilan.

Buku pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) untuk anak SD itu diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan. Dan buku ini juga diwajibkan bagi wali murid untuk membelinya dari pihak sekolah. Pihak sekolah sendiri mendapatkan buku ini dari Dinas Pendidikan Pemko Pekanbaru.

Pada sampul buku pelajaran itu setebal 142 halaman itu disebutkan, bahwa buku tersebut diterbitkan oleh Pusat Perbukan Kementrian Pendidikan yang tertulis di sampul depan. Tak cuma itu saja, buku tersebut juga terlibat logo Tut Wuri Handayani. Penulis buku kontroversi itu Dadan Heriana dan Giru Ferianti yang mengangkat topik ''menjaga alat reproduksi''. ***