DURI - Saat gajah liar berjenis kelamin jantan menyambangi pemukiman dan lahan warga di Jalan PPN, Desa Buluh Manis, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau, ada cerita yang sangat menggelitik. Gajah liar memang sudah lama tak terlihat oleh warga, karena sudah bermigrasi ke kantong Siak.

Dari pantauan GoRiau.com, warga asal Kisaran, Sumatera Utara, belum pernah melihat gajah liar dari dekat. Apalagi mengetahui bekas jejaknya. Saat sedang menebas pohon disalah satu lahan milik warga, tiga orang pekerja tunggang langgang dikejar-kejar oleh gajah liar jantan. Bahkan salah satunya, ada yang kencing di celana, karena panik.

"Saat ketemu gajah yang hanya berjarak sekitar 3 meter, tentunya kami lari semua. Kami kaget saat gajah mengeluarkan suara memekik dan telinganya sudah mengembang. Suara minta tolong pun tak bisa keluar. Kami saat lari saja, berpencar. Yang penting selamat," ujar Wirno, salah seorang pekerja yang sedang menebas pohon kepada GoRiau.com, Sabtu (21/11/2015).

Lain halnya dengan Tarigan, rumah kayu yang dihuninya bersama istri dan anak-anaknya pun tak luput dari gajah liar jantan yang bermain-main didekat halaman rumahnya. Karena tak ingin rumahnya dihancurkan gajah liar, yang tingginya hampir mencapai 5 meter itu, Tarigan meninggalkan beras, gula dan garam, untuk makan gajah liar.

"Kalau sempat disenggolnya rumahku, ya rubuhlah. Makanya aku sediakan beras, gula dan garam, untuk makan si atuk (sebutan gajah liar dikalangan warga Mandau, red) di teras rumah. Gajah liarnya garang, untuk keselamatan keluarga, saya ungsikan," ucapnya.

Ketua RT04 RW01, Desa Buluh Manis, Farizal menerangkan kepada GoRiau.com, gajah jantan itu datang pada Jumat (20/11/2015) malam. Gajah yang memiliki tanda bolong bekas luka dibagian leher ini kerap mengejar warga yang terlihat olehnya. Tiga orang yang sempat dikejar gajah ini tidak berani kembali untuk bekerja sampai gajah tunggal itu jauh dari kebun mereka bekerja.

"Gajah jantan ini awalnya dari Tegar, Kelurahan Pematang Pudu. Karena diusir warga menggunakan mercon dan api, gajah jantan itu datang ke Desa Buluh Manis. Gajah itu sangat agresif jika mendengar suara dan melihat manusia, disekitarnya," terangnya.

Mengetahui ada gangguan gajah liar di pemukiman warga, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Wilayah III mengirimkan dua anggotanya untuk mengawasi pergerakan gajah jantan tersebut. Selain itu, sejumlah aktivis lingkungan di Mandau juga ikut turun memantau pergerakan gajah itu.

"Tidak ada korban jiwa, warga yang diserang berhasil kabur dari gajah liar itu. Kami juga menghimbau kepada warga agar tidak terlalu mendekati gajah tunggal itu saat melihatnya disekitar rumah atau kebun. Sebaiknya menghindar atau pergi jauh untuk menghindari kemungkinan buruk yang terjadi," jelas Kepala Seksi Wilayah III BBKSDA Riau, Haluanto Ginting, kepada GoRiau.com, Minggu (22/11/2015). ***