Sabtu (11/7/2015) lalu, Persatuan Wartawan Indonesia Kepulauan Meranti menggelar acara buka bersama di Jalan Dorak Selatpanjang. Buka bersama dengan simpatisan yang dikemas secara kekeluargaan itu pun dihiasi dengan curahan air mata.

Jumat (10/7/2015) malam, beberapa pengurus PWI Kepulauan Meranti menggelar rapat kilat (biasanya ada psantren kilat di Bulan Ramadan, kini rapat kilat pun sudah ada) guna membahas beberapa agenda dalam minggu terakhir puasa. Diputuskanlah bahwa PWI yang berusia satu tahun lebih itu akan menggelar acara buka puasa bersama sekaligus santunan (baik ke simpatisan maupun ke kaum duaffa). Mulai Sabtu pagi, terlihat pengurus dan simpatisan PWI Kepulauan Meranti sibuk mempersiapkan segala sesuatu kebutuhan untuk buka bersama. Nasi bungkus telah dipesan, santunan pun telah disiapkan. Sabtu sore, satu persatu pengurus maupun simpatisan terlihat berdatangan. Mengambil tempat di samping kantor PWI, tepatnya di lesehan milik salah seorang pegawai DisperindagkopUKM, Fajar. Acara buka puasa bersama itu penuh dengan canda tawa. Masing-masing terlihat mengeluarkan jurus untuk menghidupkan suasana. Kelakar dan lelucuan pun jadi santapan jelang berbunyinya sirine tanda buka puasa telah tiba. Sekitar 30 menit duduk bersama, sirine tanda berbuka pun terdengar nyaring di udara. Ya, semuanya terlihat senang. Usai membaca doa, pengurus dan simpatisan menenggak segelas air mineral, makan sebiji dua biji kurma dan semangka. Tak lama kemudian, terdengar azan maghrib tiba. Beberapa pengurus dan simpatisan bergegas ke Musala Al Barokah Setdakab Kepulauan Meranti. Beberapa orang pula memilih bertahan di lesehan, menjaga makanan katanya. Haha... Tak lama kemudian, semuanya kembali berkumpul. Nasi bungkus yang tersaji di meja langsung dibuka. Usai membaca doa, bersantaplah mereka. Suasana kekeluargaanpun sangat terasa. Makan berbuka pun usai. Tak lama usai berbuka, Sekretaris PWI Kepulauan Meranti yang juga wartawan GoRiau Meranti, Safrizal SIKom, membuka acara. Alumni UIN Suska Riau jurusan Ilmu Komunikasi Jurnalistik 07 itu pun memaparkan tujuan diadakannya buka puasa bersama. Tak lama kemudian, Rizal memberikan kesempatan kepada Ahmad Yuliar SIKom, Ketua PWI Meranti yang juga wartawan Riau Pos untuk menyampaikan sepatah dua kata. Laki-laki yang akrab dipanggil Amek (Damek) itupun berkata, bahwa buka puasa bersama ini dalam rangka meng-eratkan tali silaturrahim yang selama ini telah terjalin. Ia juga berharap, usai lebaran nantinya, setelah semuanya kembali ke fitrah, hendaklah rasa persaudaraan dan rasa kekeluargaan itu semakin tinggi dan besar serta ditingkatkan. Amek juga mengucapkan terima kasih atas kekompakan yang selama ini terjalin. Menurutnya, antara pengurus dan simpatisan PWI Kepulauan Meranti merupakan satu kesatuan yang saling menguatkan. "Semoga apa yang terjalin selama ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan," kira-kira begitulah inti penyampaian Amek malam itu. Usai Amek memberikan sambutan, Rizal selaku pembawa acara langsung mempersilahkan Sawal yang merupakan wartawan Vokal untuk memberikan sambutan. Sawal ini sudah dianggap sebagai orang tua, orang yang dituakan di PWI Meranti, meski Sawal sering menyebutkan dirinya dengan kata-kata 'Kanda' lah konon, tetap saja kami mengganggapnya sebagai 'orang tua'. Awalnya sepatah dua kata dari Sawal biasa saja. Laki-laki berkumis tebal itu memberikan petatah-petitihnya. Nasehatpun sering ia lontarkan kepada yang hadir dalam buka puasa bersama itu. Sawal juga minta agar semuanya menjaga kekompakan guna membesarkan organisasi (PWI) di tanah jantan Kota Sagu itu. Semula acara berjalan seadanya. Tapi, tiba-tiba berubah suasana. Sawal terbata-bata saat menyampaikan niat tulusnya meminta maaf. Terlihat berkali-kali Ia mengusap dadanya. Ya, laki-laki bertubuh tegap itu akhirnya menangis. Semua yang hadir tercengang. Laki-laki yang dikenal tegas itu mencurahkan air matanya. Sawal sangat tersentuh saat Ia melontarkan kata-kata 'Ia sering marah', kepada kami, namun kami tidak menjadikan marahan itu sebagai sesuatu perbuatan yang tidak menyenangkan. Sawal doyan marah karena kami yang dianggapnya sebagai adik dan anak menurutnya telah melakukan kesalahan. Agar kesalahan itu tidak berlanjut, Sawal pun tak segan-segan mengoceh. "Memang selama ini kanda sering marah, tapi itu untuk menyadarkan kita semua bahwa apa yang kita lakukan itu tidak baik di mata orang," ujar Sawal sambil terisak-isak. Sawal merupakan laki-laki yang sering menegur kami agar menjadi wartawan yang baik. Sehingga, dalam menjalankan tugas jurnalistik di Kota Sagu, tidak akan 'dijengkal/ diukur' orang. Selain itu, Sawal juga menanamkan rasa kekompakan dan jiwa sosial kepada rekan-rekan PWI dan simpatisan. "Tak mudah kita menyatukan banyak orang dalam satu persepsi. Tapi perlahan-lahan itu terbangun di PWI. Kanda minta pertahankan ini sampai kapanpun. Semakin kompak kita, semakin kuat pula kita. Kita lah yang harus membesarkan PWI, bukan orang luar," ujarnya lagi. Suasana terasa begitu haru. Sampai-sampai Atan Lasak Pimred Meranti Ekspres bergumam 'Jangan Nangis Bang'. Entah karena bisa ikutan nangis, atau memang Atan Lasak tak suka melihat orang nangis. (Eh ya, yang belum kenal dengan Atan Lasak bisa lihat profil nya di internet atau Youtube, maklumlah beliau tu seleb). "Kami tak marah dimarah de. Kadang bebudak ni memang harus dimarah," sambung Al Amin, wartawan Batam Pos Meranti yang hari tu sempat memenangkan lomba tulisan jurnalistik dalam peringatan HPN tingkat kabupaten di Selatpanjang. Usai semuanya memberikan sambutan, acara ditutup dengan doa agar berkah. "Perbedaan itu bukan untuk ditakuti, tapi jadikanlah perbedaan itu pemersatu diantara kita," tutup Rizal sambil mengajak 'applause untuk kita semua', semuanya bertepuk tangan. Sebelum pulang PWI memberikan sedikit uang daging (katanya) dan minuman kaleng kepada yang hadir. Kepada kaum Duaffa akan diberikan paket sembako yang rencananya diserahkan puasa ke 28 tahun 1436 H. Semoga kebersamaan ini terus terjalin, amin ya robbal a'lamin...***