TELUKKUANTAN, GORIAU.COM - Persaingan antar sesama calon bupati merupakan hal yang wajar. Namun, tak jarang perseteruan tersebut merembes ke lapisan masyarakat dan berakhir dengan kerusuhan. Seperti pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kuantan Singingi (Kuansing) lima tahun silam.

Dimana, para simpatisan pasangan yang kalah tidak terima. Luapan emosi yang tak terbendung membuat suasana tak terkendali. Akibatnya, perang antar kampung pun meletus, kerusuhan terjadi dan fasilitas umum menjadi sasarannya.

Belajar dari peristiwa tersebut, pemerintah melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kuansing mencoba memainkan perannya.

"Kita telah merangkul seluruh elemen masyarakat, tokoh adat, tokoh agama dan stakeholder lainnya," ujar Kepala Kesbangpolinmas Kuansing, Linskar kepada GoRiau.com, Senin (27/7/2015) pagi di Telukkuantan.

Dikatakannya, pemerintah telah bertemu dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh dan stakeholder guna membahas Kuansing selama masa Pilkada.

"Semua berkeinginan untuk menciptakan suasana aman, tentram dan kondusif. Oleh sebab itu, kita menyamakan persepsei tentang helat yang sedang berlangsung," ucap Linskar.

Dengan adanya kegiatan tersebut, ia berharap tokoh-tokoh masyarakat bisa meminimalisir gesekan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

"Rencananya, pertemuan akan lebih diintensifkan lagi. Mengingat, sudah adanya gesekan beberapa waktu lalu. Kita sangat berharap, masyarakat jangan terpancing dan berbuat kerusuhan, sebab itu akan merugikan banyak orang," pungkas Linskar.(***)