Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang dulunya merupakan pusat kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu Siak Sri Indrapura. Warisan kebesarannya pun hingga kini masih nampak di berbagai sudut kota. Sejarahnya yang panjang telah meninggalkan warisan peradaban Melayu yang mengagumkan dan pantas dibanggakan Indonesia.

Siak semakin banyak diminati wisatawan mengingat di sini berdiam banyak sisa bangunan bersejarah sisa dari Kesultanan Siak Sri Indrapura hingga bangunan peninggalan Hindia Belanda. Beberapa yang sering dikunjungi wisatawan adalah Istana Siak, Masjid Sultan, Makam Marhum Buantan, Balai Kerapatan Tinggi, Wisata Bahari Danau Pulau Besar, Wisata Sungai dan Wisata Agro, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasyim, Monumen Pompa Angguk, Bangunan Peninggalan Belanda, dan Kapal Kato. Dengan beragam peninggalan tersebut membuat Kota Siak menjadi salah satu lokasi wisata sejarah yang sayang untuk dilewatkan. 

Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan pada 1723 M oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, yaitu putra Raja Johor Sultan Mahmud Syah. Kesultanan Melayu Islam yang terbesar di Riau ini mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 hingga abad ke-20. Kesultanan ini memiliki hubungan erat dengan kerajaan Malaka dan Johor-Riau. Kini pun seakan tidak lepas dari sejarahnya, Kabupaten Siak masuk dalam wilayah segitiga pertumbuhan (growth triangle) Indonesia - Malaysia - Singapura.

Sungai Siak yang membelah wilayah Kabupaten Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Selain Sungai Siak ada juga sungai lainnya di Siak, yaitu: Sungai Mandau, Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa, Sungai Buantan, Sungai Limau, dan Sungai Bayam. Ada pula beberapa danau, yaitu: Danau Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar, Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa.

Ada beragam makna dari kata siak, sebagian mengatakan itu berasal dari nama tumbuhan yang banyak terdapat di daerah ini yaitu yaitu siak-siak. Kata Siak Sri Inderapura dalam bahasa Sanskerta berasal dari kata sri (bercahaya), indra (raja), dan pura (kota atau kerajaan), secara harfiah bermakna pusat kota raja yang taat beragama. Dalam anggapan masyarakat Melayu bahwa kata siak berarti sangat bertali erat dengan agama Islam, yaitu orang siak adalah orang yang ahli agama Islam, jadi apabila seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai orang siak.

Kabupaten Siak awalnya merupakan wilayah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi Kecamatan Siak. Berikutnya, tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibu kota Siak Sri Indrapura. Kabupaten Siak dikenal sebagai penghasil minyak bumi dengan standard terbaik di Indonesia. Tambang Minyak Bumi ini berada di Kecamatan Siak, Sungai Apit dan Minas yang dikelola oleh PT. Chevron dan PT. Kondur Petroleum SA.

Kota Siak memiliki nuansa yang tenang, bersih, dan ramah masyarakatnya. Salah satu icon terbaru kota ini adalah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Keberadaannya selain sebagai sarana transportasi juga menjadi tujuan wisata di daerah ini.

Akomodasi 

Ada beberapa akomodasi yang dapat menjadi pilihan Anda saat menyambangi Kota Siak. Berikut ini referensinya untuk Anda .

Hotel Rindu SempadanJl. Raya Minas Kec. MinasTelp. 0761 29017

Wisma TuahJl. Suak Lanjut – Siak Sri Indrapura

Hotel WinariaJl. Sutomo – Siak Sri Indrapura

Hotel YasminJl. Indragiri Kp. Rempak – Siak Sri Indrapura

Wisma PermataJl. Gajah Mada

Tips

Saat Anda berkunjung ke makam raja di Istana Siak maka khusus untuk pengunjung wanita wajib mengenakan kerundung dan tidak diperbolehkan masuk ke kompleks jika sedang haid.

Berbelanja 

Kerajinan tangan yang terkenal dari Siak sejak dahulu adalah tenunan siak. Kain tersebut awalnya dikenal di lingkungan istana saja. Tenunan ini dibuat menggunakan benang katun atau benang sutera bermotif pucuk rebung, siku keluang, tampuk manggis, dan lain-lain. Tenunan Siak pastinya menjadi cenderamata spesial karena diminati kolektor dan pelancong yang datang ke Siak. Harganya bervariasi mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Temukan tempat asli kain tenun ini di Kecamatan Bukit Batu.

Kabupaten Siak adalah salah satu penghasil salak karena memiliki perkebunan seluas 40 hektare di Kecamatan Dayun, 65 Km dari Kota Siak. Di Siak Anda dapat membeli salak dengan rasa manis dan tak kalah dengan salak bali atau salak pondoh. Jika berkunjung ke Kabupaten Siak, jangan lupa untuk menyempatkan diri mencicipi Salak Siak.

Bolu kemojo adalah makanan khas Siak yang dapat menjadi pilihan oleh-oleh atau sekadar dicicipi kenikmatannya. Warna kue bolu ini hijau coklat terbuat dari tepung terigu dan pandan sebagai pewarnanya. Biasanya kue ini disajikan saat hajatan atau hari raya.

Berkeliling 

Di Kota Siak, Anda dapat berjalan kaki sekitar Istana Siak. Apabila Anda ingin menikmati suasana Kota Siak dengan berkeliling secara nyaman dan santai maka manfaatkan becak dengan ongkos sekira Rp20.000,- per orang.

Transportasi 

Untuk mengunjungi Siak, Anda disarankan membawa kendaraan pribadi atau menyewanya karena jaraknya cukup jauh. Tersedia tiga jalur perjalanan untuk menuju Siak dari Pekanbaru. Pertama, Pekanbaru-Pangkalan Kerinci-Siak, dengan lama perjalanan sekira 2-3 jam. Kedua, jalur Pekanbaru-Rumbai-Minas-Perawang-lalu menyeberang menggunakan ferry. Ketiga, dari Pekanbaru menyusuri Sungai Siak, namun kondisi jalan di jalur ini masih tanah dan biasanya dilalui oleh kendaraan berat.

Kendaraan umum tercepat untuk sampai ke kota Siak Sri Indrapura adalah menggunakan speedboat yang setiap harinya beroperasi mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. Operator pelayaran yang tersedia adalah Siak Wisata Express Speedboat, Paris Express Speedboat dan Siak Gemilang Speedboat. Tiket sekali jalan sekira Rp100.000/orang. Tiket dibeli di terminal Speedboat Pelabuhan Sungai Duku Pekanbaru.

Kuliner 

Di tepi Sungai Siak tidak jauh dari Istana Siak, mulai sore hari hingga malamnya, ada banyak penjaja makanan seperti jagung bakar, es kelapa muda, dan aneka makanan laut. Anda dapat berduduk santai sambil bercengkrama menikmati keindahan pemandangan Matahari terbenam dan gemerlap lampu Jembatan Siak.

Tidak jauh dari Istana Siak, banyak terdapat warung makan yang menyajikan Udang Galah Goreng sebagai salah satu ikon makanan khas Siak. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) adalah jenis udang air tawar yang berukuran cukup besar dan menjadi kuliner yang patut Anda cicipi.

Temukan beberapa tempat menarik untuk pilihan kuliner di Siak, seperti berikut ini.

Ocky’s Resto CaféJl. Hang Tuah (Depan Gedung LAM)

Selera Setia RajaJl. Hang Tuah (Depan Gedung LAM)

Restoran Lancang Kuningestoran LancJl. Pemda – Sei. Mempura Rm. Simpang RayaJl. Perawang – Tualang 

Kegiatan

Luangkan juga waktu lebih banyak untuk menelusuri sisa kejayaan Kesultanan Siak dengan mengunjungi beberapa bangunan bersejarah di kota ini.

Istana Siak memliki luas 32.000 m² adalah tujuan wisata yang wajib Anda sambangi. Dibangun Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin tahun 1889. Nama lain istana ini adalah Assirayatul Hasyimiah. Pemandangan dari depannya begitu cantik dengan taman tertata rapi di halaman depan serta dihiasi meriam di sisi kiri dan kanannya. Pintu gerbang dan pilarnya dihiasi burung elang yang menjadi simbol Kerajaan Siak. Bangunan istana seluas 1000 m² tersebut terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berisi barang-barang peninggalan kerajaan, diantaranya adalah: kursi singgasana kerajaan berbalut emas, duplikat mahkota kerajaan, brankas kerajaan, payung kerajaan, tombak kerajaan, sebuah merupakan instrumen musik berbentuk gramofon raksasa (disebut komet) buatan Jerman abad VIII yang menjadi barang langka dan hanya ada dua di dunia. Lantai kedua terdapat kamar sultan, kamar tamu dan barang-barang pribadi milik sultan. Temukan di bagian belakang istana sebuah benteng pengawal istana dan sumur berusia ratusan tahun, juga sebuah perahu kerajaan yang dahulu digunakan sultan. Di arah timur istana ada kompleks makam raja-raja Siak dengan arsitektur seperti masjid. Di sisi kiri makam terdapat masjid dan di belakangnya terdapat taman kecil yang langsung berbatasan dengan Sungai Siak.

Jembatan Siak atau nama lainnya Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah adalah salah satu yang paling ramai dikunjungi pendatang dan masyarakat sekitar. Di atas jembatan tersebut ada dua menara setinggi 80 meter dilengkapi dua buah lift untuk menuju puncaknya. Jembatan sepanjang 1.196 meter dan lebar 16,95 meter ini mengapit sisi kanan dan kiri jembatan. Ketinggian jembatan mencapai 23 meter di atas permukaan Sungai Siak. Diresmikan pada 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan akan terus dikembangkan dengan sebuah restoran sehingga wisatawan dapat menyantap hidangan sambil memandang keindahan panorama Kota Siak.

Kapal Kato adalah kapal besi dengan bahan bakar batu bara milik sultan Siak yang terletak di pinggir Sungai Siak dan menjadi monumen bersejarah. Kapal ini memiliki ukuran panjang 12 m dengan berat 15 ton dan dahulu digunakan untuk berkunjung ke daerah-daerah kekuasaannya.

Masjid Sultan, atau Masjid Raya Siak berada sekira 500 m di depan Istana Siak. Bangunannya khas dan unik dan memiliki sebuah mimbar kayu berukir indah bermotifkan daun, sulur dan bunga. Di sini ada pula makam Sultan Syarif Kasim beserta permaisuri dan istrinya yang ramai diziarahi.

Wisata Bahari Danau Pulau Besar atau dikenal kini menjadi Taman Nasional Zambrud berada di Desa Zamrud. Tempat ini memiliki dua danau yaitu Danau Bawah dan Danau Pulau Besar dimana panoramanya sangat mengagumkan dengan hutan rawan yang masih asli. Keanekaragaman flora dan fauna di kawasan ini merupakan kekayaan tersendiri di Riau.

Monumen Pompa Angguk berada di Minas yang terkenal sebagai penghasil minyak bumi dengan standard terbaik dunia dan daerah pengeboran minyak pertama di Riau. Pompa minyak pertamanya yang bermerk Lufkin itu kini menjadi monumen sejarah perminyakan di Provinsi Riau.

Kompleks Makam Koto Tinggi berada di sebelah timur Istana Siak. Tempat ini merupakan kompleks makam dari Sultan Syarif Hasyim beserta keluarga dan kerabat kerajaan. Perhatikan dengan seksama makam berukuran 15 x 15 m² ini memiliki nisan dengan ukiran rumit namun indah terbuat dari kayu dan marmer.

Wisata Sungai dan Wisata Agro berada di kawasan sepanjang Sungai Siak dan Sungai Mempura. Di sini Anda dapat menikmati wisata sungai dengan menggunakan transportasi berupa sampan sembari melihat deretan pohon sawit tertata rapi.

Benteng dan Barak Militer Belanda berada di tepi Sungai Siak tepat berhadapan dengan Istana Siak. Susurilah sisa bangunan komplek yang memegang peran penting saat masa kolonial Hindia Belanda. (itc)