PEKANBARU - Bhabinkamtibmas yang berdinas di Polsek Kerinci Kanan, Kabupaten Siak Provinsi Riau, Brigadir Adi Martono diberi penghargaan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian, atas dedikasinya yang melebihi panggilan tugas sebagai seorang polisi.

Penghargaan itu diberikan kepada sosok Adi Martono, dengan klasifikasi melebihi panggilan tugasnya sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat. Tak tanggung-tanggung, ia diberi pin Emas oleh Jenderal Tito Karnavian, Jumat (13/10/2017) siang tadi.

Tidak cuma itu, Brigadir Adi Martono juga tercatat sebagai satu-satunya utusan dari Polda Riau yang meraih penghargaan tersebut. Selain dirinya, polisi lain dari beberapa daerah di Indonesia turut mendapat penghargaan, dengan kategori yang berbeda-beda.

Kapolres Siak AKBP Barliansyah melalui Kapolsek Kerinci Kanan AKP Herman Pelani menuturkan, penghargaan tersebut diberikan oleh orang nomor satu di kepolisian RI dalam serangkaian acara khusus, bertempat di ruang Rupatama Mabes Polri.

"Adi diberi penghargaan karena perbuatannya yang sudah membantu merelokasi dan merenovasi rumah seorang warga di Kerinci Kanan bernama Pak Taja, yang hidupnya tidak mampu," ungkap Herman Pelani saat berbincang dengan GoRiau.com, Jumat sore.

Bahkan kisah Pak Taja dan Brigadir Adi Martono ini juga sempat dimuat di GoRiau.com pada 11 Februari 2017 lalu. Ketika itu, kondisi kehidupan Pak Taja di Dusun Bukit Lazim, Kerinci Kanan Kabupaten Siak, Provinsi Riau betul-betul menggugah.

Kenapa tidak, sudah sejak 2004 Pak Taja tinggal di sana bersama istrinya Ami dan anaknya Husni Tamrin yang mengalami gangguan jiwa, itu pun menumpang tanah orang lain. Kakek berusia 70 tahun tersebut dengan serba kekurangan. Rumahnya yang terbuat dari papan bekas saat itu sudah reot.

Atapnya juga bocor. Bila hujan tiba, menggenanglah air di dalam rumah. jika air kian tinggi, Pak Taja dan keluarga terpaksa numpang ke tetangga sampai hujan reda.

Sehari-hari Pak Taja hidup mengembala ternak sapi. Karena faktor usia, tak banyak yang bisa ia upayakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Kondisinya ini membuat iba tetangga, sehingga tak jarang ada yang memberi bantuan Sembako.

Sang istri juga tidak bisa banyak bergerak karena juga sudah tua. Setiap hari di penghujung senja, Pak Taja selalu menitipkan harapan sederhana, berdoa agar hidupnya berubah. Setidaknya rumah tempat mereka berlindung dari panas dan hujan dapat diperbaiki.

Belum lagi doa ini diijabah, Pak Taja pun harus menerima kenyataan pahit. Si pemilik lahan menyuruh Pak Taja pindah karena tanah yang ditempatinya itu akan dibangun rumah. Dia pun hanya bisa pasrah, sebab mustahil baginya membongkar gubuk reot ini seorang diri.

Ternyata di situ lah cara Tuhan membantu lelaki tersebut. Kesusahannya terdengar di telinga seorang polisi Bhabinkamtibmas Desa Kerinci Kanan bernama Adi Martono. Polisi berpangkat Brigadir itu menggalang warga setempat untuk membantu merelokasi rumah Pak Taja.

Adi dan perangkat desa serta warga pun bergotong royong membongkar rumah Pak Taja untuk dipindahkan ke lahan yang baru, hibah dari pemerintah setempat. Rumah baru dibangun buat kakek tersebut, memanfaatkan material bangunan lama. Mana yang tidak memadai diganti dengan yang baru.

Diam-diam, kisah Pak Taja dan anggotanya Brigadir Adi Martono itu akhirnya sampai juga di telinga Kapolsek Kerinci Kanan, AKP Herman Pelani. Mantan Kasat Reskrim Polres Pelalawan tersebut menggalang dana bantuan buat Pak Taja, melalui program 'Jumat Sedekah'.

"Program ini untuk membantu orang miskin di Kerinci Kanan. Jangan sampai ada masyarakat yang hidup kelaparan. Kita data semua warga yang tidak mampu termasuk Pak Taja dan kita berikan bantuan," sebut Herman Pelani.

Pak Taja pun bahagia. Sekarang dirinya sudah punya tempat berlindung yang lebih layak, hasil bantuan secara swadaya anggota Polsek Kerinci Kanan dan warga. Setidaknya rumah Pak Taja kini tak lagi bocor ketika hujan turun dan ia tak perlu lagi mengungsi. ***