PANGKALANKERINCI - Sebelum menjadi pembatik, Adhe Irmawani (32) hanya berprofesi sebagai ibu rumah tangga, tentunya ia tidak memiliki penghasilan. Berkat ketekunannya belajar ilmu membatik, kini wanita kelahiran Tapanuli, Sumatera Utara ini mempunyai penghasilan lumayan.

Namun, ia memilii rasa penasaran bagaimana cara Membuat batik. Keberuntungan berpihak padanya, ia terpilih mengikuti pelatihan batik yang diadakan Community Development (CD) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) bersama 50 orang lainnya.

"Dari 50 orang tersebut, enam orang terpilih untuk dilatih di Yogyakarta," tutur Irmani saat mengajarkan pengunjung membatik di Pelalawan Expo 2016 beberapa waktu lalu.

Pelatihan demi pelatihan di luar daerah terus diikuti Irmawani bersama rekan-rekannya untuk memperdalam ilmu membatik, mulai dari teknik pewarnaan hingga motif.

"Untuk memperkuat pengetahuan membatik, tahun 2014 kami studi banding ke Solo selama beberapa hari untuk lebih mendalami lagi teknik pewarnaan," ungkapnya.

Irmawani mengungkapkan, di tahun pertama sejak dirinya gabung bersama Rumah Batik Andalan hanya berpenghasilan sekitar Rp 300 ribu per bulan.

"Untuk saat ini, per bulannya bisa sampai Rp1,5 juta dari penghasilan membatik ini. Alhamdulillah, dengan membantik ini bisa meringankan ekonomi di rumah," ujarnya.

Ia pun ingin terus belajar membatik karena telah merasakan manisnya buah dari membatik.

"Awalnya susah, tapi lama-lama terbiasa dan menjadi penasaran ingin belajar dan megetahui lebuh jauh tentang batik," katanya.

Pada kesempatan sama, Marlina (27) mengungkapkan sejak pertama kali dirinya bergangung dengan Rumah Batik Andalan, penghasilan pertamanya hanya sebesar Rp100 ribu.

Seperti Irmawani, berkat kesabarannya belajar membatik Marlina telah merasakan buah perjuangannya. Wanita kelahiran Siak yang telah menetap di Pangkalan Kerinci ini, sekarang telah memiliki penghasilan sebesar Rp 1,2 juta.

"Pertama gabung dengan Rumah Batik Andalan, penghasilan pertama saya hanya Rp100 ribu. Intinya ya harus sabar dan tekun. Dulu tak ada penghasilan selain dari suami. Sekarang sudah ada penghsilan sendiri," ujarnya.

Dalam mensiasati persaingan, Rumah Batik Andalan mengusung motif bono sebagai ciri khas batik Pelalawan.

"Untuk membedakan batik ini dengan batik-batik yang sudah ada terutama batik jawa, dengan motif bono khas Pelalawan, kami juga sekaligus mengusung tema Riau," ujar Irmawarni dan Marlina, sembari mempraktikkan teknik membatiknya.

Dikatakan kedua pembatik ini, sejumlah motif telah dipatenkan sebagai milik Rumah Batik Andalan. Seperti batik dengan motif Akasia, Ekaliptus, Timun Suri, Bono, Buah Lakum dan motif batik Burung Serindit.(***)