BANGKINANG - Para peternak ikan jenis patin di Desa Koto Masjid dan di Desa Pulau Gadang Kecamatan XIII Koto Kampar, Kampar, Riau menjerit karena dua pekan terakhir ikan peliharaan di kolamnya mati. Warga mengalami kerugian ratusan juta.

''Sudah dua pekan inilah. Kalau saya kerugiannya kalau di uangkan ikan patin yang mati dalam satu kolam itu sekitar 75 juta,'' ujar Jailani warga Pulau Gadang kepada GoRiau.com, Jumat (12/1/2018).

Jailani mengungkapkan bahwa saat ini kolam ikannya sudah tidak berisi lagi, karena hampir keseluruhan ikan patin peliharaannya mati. Kejadian ini sudah ia laporkan kepada pihak Dinas Peternakan Kabupaten Kampar.

"Semuanya ikan di kolam saya mati. Dan kejadian ini sudah saya laporkan kepada Dinas Peternakan Kampar beberapa hari yang lalu, dan katanya akan meninjau lansung kesini. Namun sampai saat ini jangankan meninjau, kabarpun lewat telepon atau apa tidak ada," ungkapnya.

Sementara itu Saputra warga Koto Masjid mengatakan ada enam kolam ikan patin yang mengalami yang sama seperti Jailani. Dia menduga kematian ikan di dua desa tersebut dikarenakan hujan yang berkepanjangan.

"Setelah masuk musim hujan beberapa pekan ini banyak ikan warga disini (Desa Koto Mesjid, red) yang mati. Faktor alam mungkin, hujan yang berkepanjangan," sebutnya.

Camat Kecamatan XIII Koto Kampar, Amiruddin saat dihubungi GoRiau.com Jum'at, (12/1/2018) mengaku belum mengetahuinya. Namun katanya, kejadian dengan matinya kolam ikan patin di Desa Koto Masjid dan Pulau Gadang tersebut sudah biasa terjadi.

"Setiap tahun memang terjadi, ketika musim hujan. Dan bisa jadi disebabkan oleh airnya terlalu dingin. Dan para peternak ikan terlambat mengantisipasinya," jelas Camat.

Dengan kelalaian warga ini, Amiruddin selaku Camat di XIII Koto Kampar menyebutkan susah untuk mengadukan kepada dinas terkait. Karena dinilai kematian ikan patin tersebut murni kelalaian warga.

Dan sementara itu Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kampar, Usman Amin saat dikonfirmasi dan dilayangkan pesan melalui teleponnya, belum ada tanggapan hingga berita ini dinaikkan.

Untuk diketahui, dua desa ini, yakni Desa Koto Masjid dan Desa Pulau Gadang ini dijuluki kampung patin yang cukup maju apalagi keberadaan centra pengolahan ikan pasca panen yang mampu mengelola ikan patin berbagai jenis produk hilir. Diantaranya ikan salai patin, abon patin, ikan asin patin, kerupuk patin yang dipasarkan ke berbagai provinsi, seperi Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat. ***