PEKANBARU - Selain meringkus D alias RH dan YD terkait dugaan pembunuhan terhadap korban bernama Ahmad Syahwan, Polresta Pekanbaru, Riau saat ini masih menunggu kesimpulan Densus 88 Anti-teror atas dugaan keterlibatan pelaku dalam kelompok terlarang.

Sebagaimana diketahui, saat menggeledah rumah RH di Cipta Karya pada awal Juli 2018 lalu, jajaran Satreskrim Polresta Pekanbaru menemukan bendera yang diduga ISIS, dua bilah Kapak, sebilah celurit, tiga keping VCD serta sekaleng cat semprot yang diduga dipakai untuk membuat bendera tersebut.

Pasca temuan tersebut, Polresta Pekanbaru langsung berkoordinasi dengan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-teror, yang memang khusus menangani aktivitas terorisme. Sampai sekarang, dugaan keterlibatan RH masih didalami.

Hal tersebut diungkapkan Kapolresta Pekanbaru Kombes Susanto Jumat (13/7/2018) siang, saat menggelar konfrensi pers terkait diamankannya rekan RH berinisial YD, yang turut terlibat aksi pembunuhan terhadap Ahmad Syahwan.

"Kita sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Densus 88 terkait itu. Apakah pelaku ada kaitan dengan kasus lain atau aliran lain, masih didalami Densus dan belum sampai ketitik kesimpulan," beber Kombes Susanto.

Pihaknya, masih menunggu hasil pengembangan dan pemeriksaan dari Densus 88 Ani-teror. "Kalau misalnya nanti yang bersangkutan harus dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan, kita bawa. Tujuannya untuk membuka jaringan lain," singkatnya.

RH sendiri diduga jadi otak atas kasus pembunuhan terhadap Ahmad Syahwan. Motifnya karena sakit hati, setelah RH mendengar cerita YD yang menyebutkan kalau korban menghina salah satu agama. Ia pun mengajak rekannya YD untuk menghabisi Ahmad di rumahnya.

Selain membunuh korban dengan menikamnya berkali-kali, kedua pelaku juga mengambil harta dan barang Ahmad Syahwan. Uang itu, diakui pelaku digunakan untuk melarikan diri agar tidak ditangkap aparat berwajib. Namun upaya itu sia-sia, dan keduanya diciduk polisi.

Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto sebelumnya pernah menyebutkan, D alias RH diduga terindikasi jaringan ISIS, yang diperkuat dengan ditemukannya barang-barang itu di kontrakan RH. "Sementara, diduga terindikasi jaringan ISIS," ucapnya waktu lalu. ***