TELUKKUANTAN - Wakil Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, H. Halim menyampaikan unek-uneknya sesaat sebelum membuka Musyawarah Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kuansing, Selasa (20/3/2018) pagi di Aula SMAN Pintar.

"Sebelum menyampaikan sambutan, saya ingin mengatakan bahwa saya kecewa. Saya lihat, tak ada tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pendiri kabupaten ini," ujar Halim.

Menurut Halim, Musrenbang ini sangat penting dan seharusnya dihadiri oleh tokoh pendiri Kuansing. Ia mengaku tak tahu apa yang menjadi penyebab tidak hadirnya tokoh-tokoh pendiri Kuansing. "Ini menjadi intropeksi bagi kita. Maunya direncanakan dengan matang."

"Bukannya saya tak bisa membuka acara ini. Seharusnya, bupati dan Sekda membuka acara. Itu tanda kita bersama-sama membangun daerah," tambah Halim.

Dengan tegas, Halim menyatakan tidak ada kekompakan antara Bupati dan Wakil Bupati dalam membangun Kuansing. "Dari dalam saya merasakan itu. Ada perpecahan antara bupati dan wakil bupati."

"Saya maklumi, semua kebijakan ada pada bupati. Tapi, hargai juga saya sebagai wakil bupati," tegas Halim di depan Anggota DPRD Riau dan Forkopimda. Selama menjadi Wabup Kuansing, Halim mengaku tak pernah dilibatkan dalam pengambilan kebijakan. Termasuk dalam pembahasan anggaran.

Tidak hanya itu, Halim juga menyatakan bahwa perpecahan juga terjadi di setiap OPD. Dimana, kepala OPD tidak lagi dihargai oleh staf. Selain itu, pengotak-ngotakan pegawai masih tetap terjadi.

"Ini orang Mursini, itu orang Halim. Kalau memang mau Mursini semua, silahkan tinggalkan Halim," ujar Halim.

Kepada anggota DPRD Riau, Suhardiman Amby dan Supriati, Halim membeberkan persoalan yang terjadi di Kuansing. Terutama, berkenaan dengan retaknya hubungan Mursini - Halim. "Ini dari hati saya, bapak dan ibu biasa hanya tahu dari media. Memang seperti ini kondisinya."

"Dari awal saya sampaikan bahwa, jika bupati bisa memimpin sendiri, saya persilahkan," ucap Halim.***