SIAK SRI INDRAPURA, GORIAU.COM - Selain menganggu aktifitas warga, ternyata jalan rusak di Dusun Kolam Hijau, Kampung Buantan Besar, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, juga berdampak buruk terhadap masa depan puluhan anak-anak usia sekolah.

Pasalnya, untuk melanjutkan sekolah, anak-anak dari Dusun Kolam Hijau harus berjalan kaki sejauh 16 kilometer pulang-pergi ke desa tetangga. Hal ini terpaksa dilakukan karena akses jalan di dusun itu rusak parah, sehingga sulit dilewati sepeda motor.

"Ada 86 KK dan sekitar 30 orang anak usia sekolah yang setiap hari berjalan kaki untuk melanjutkan pendidikan di Desa Tuah Indrapura di SDN 10 cukup jauh dan rusak parah. Sebagian dari mereka tak mau sekolah lagi, karena tak sanggup berjalan kaki puluhan kilometer ke sekolah," kata Ketua RT 2 RW 4 Dusun Kolam Hijau, Usman, Selasa (26/5/2015).

Rani (12), terpaksa berhenti sekolah karena tak kuat berjalan kaki puluhan kilometer setiap hari ke sekolah. Belum sebulan duduk di bangku SD, Rani akhirnya putus sekolah."Udah malas sekolah bang, capek jalan kaki setiap hari ke sekolah," kata Rani.

Widya (13), mengaku sangat ingin melanjutkan sekolah. Ia terpaksa putus sekolah karena tidak kuat berjalan kaki 3 jam setiap hari untuk menuju SMPN 03 di Kecamatan Bunga Raya. Sehingga, ia sering terlambat sampai di sekolah.

"Tolong kami Pak Bupati, kami ingin sekolah, bangunkan jalan dan sekolah di dusun kami Pak, biar tak jauh lagi kami menuntut ilmu," harap Widya.

Dari puluhan anak usia sekolah di Dusun Kolam Hijau itu, ternyata masih ada dua orang yang bertahan untuk menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya, yakni Fitri (10) kelas 4 SD dan Rudi (8) kelas 2 SD.Keduanya merupakan anak dari pasangan Amir (34) dan Suharti (34).

"Alhamdullilah, sampai saat ini kedua anak saya masih semangat sekolah, meski setiap hari berjalan kaki hingga 4 jam. Kalau jalan tak terlalu rusak di musim kemarau, saya antar mereka ke sekolah naik motor. Sering juga saya dan kedua anak jatuh saat melewati jalan yang rusak parah itu," keluh Suharti.

Upaya Suharti ternyata tidak sia-sia. Semangat yang tinggi dibuktikan anaknya dengan meraih prestasi di sekolah. "Alhamdullilah, selama 3 tahun ini, anak saya Fitri berhasil meraih juara satu di kelasnya," kata Suharti.

Sejak 4 bulan terakhir, warga Dusun Kolam Hijau secara swadaya membangun sekolah di dusun mereka. Heni Anjarwati (21), satu-satunya guru di kampung itu mengaku prihatin melihat anak-anak terlantar di dusunnya. Sehingga, dengan sukarela, dia mengumpulkan anak-anak yang putus sekolah agar bisa terus belajar.

"Saya tak sanggup melihat puluhan anak yang putus sekolah, maka dari itu saya berusaha seoptimal mungkin untuk mengamalkan ilmu saya kepada anak-anak. Alhamdulillah, mereka antusias untuk belajar," ujar Heni, siswi lulusan SMK Negeri 1 Bungaraya itu, sembari menangis menceritakan kondisi di dusun itu.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak Kadri Yafis menyarankan agar masyarakat yang anaknya putus sekolah segera didata dan akan diberikan bantuan kejar paket A dan paket B.

"Begini saja, kitakan ada program paket A,B,C, jadi bagi anak-anak yang putus sekolah kita masukan ke program kejar paket," terangnya.(nal)