PEKANBARU - Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, Noviwaldy Jusman mengecam seruan mogok kerja Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI) Riau yang menyebabkan banyak pasien terlantar.

Aksi mogok ini merupakan bentuk solidaritas teman seprofesi terkait ditahannya dua anggota mereka oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Pekanbaru atas dugaan kasus korupsi pengadaan alat kesehatan senilai Rp1,5 miliar.

Politisi yang akrab disapa Dedet ini mengatakan, bahwa dokter merupakan profesi yang mulia. Sehingga ia sangat menyayangkan seruan aksi mogok tersebut.

"Sedih hati saya mendengar kabar tersebut, bagai petir di siang bolong. Dokter itu profesi mulia yang mengutamakan keselamatan pasien. Dan saya juga menerima pengaduan banyak pasien yang terlantar," ujar Dedet di ruangannya, Gedung DPRD Provinsi Riau, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, Selasa (27/11/2018). 

Perihal alasan mogok tersebut adalah karena solidaritas terhadap teman sejawat, politisi Demokrat ini meminta agar IKABI mengawal kasusnya dengan cara lain, bukan mogok kerja dan mengorbankan pasien.

"Kawal kasusnya, sewa pengacara dan silakan bela teman sejawat karena mereka kan memang ada sumpahnya. Bukan dengan mogok kerja dan membuat pasien terlantar," paparnya lagi. 

Dedet juga meminta agar para dokter yang mogok kerja tersebut menghormati proses hukum. Sebab, jika dokter yang ditahan terbukti tidak bersalah, maka penegak hukum juga akan membebaskannya.

Sebelumnya, sebagai bentuk perlawanan atas penahanan dua anggota mereka di Kejari Pekanbaru, beredar surat imbauan aksi menghentikan pelayanan para dokter spesialis bedah operasi elektif dimulai sejak Senin (26/11/2018) lalu oleh IKABI Korwil Riau. ***