SELATPANJANG – Di usia yang akan memasuki angka ke-65 tahun tepatnya pada 9 Agustus 2022, Pemerintah Provinsi Riau dinilai belum serius memperhatikan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Sebagaimana diungkapkan salah seorang Tokoh Masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, Agus Suliadi, SH tentang kondisi Riau saat ini.

"Dipanggung depan, saat ini Riau memang terlihat megah dan mewah, itu terlihat dari perkembangan kota yang pesat yang diikuti dengan tata kota dan pernak pernik ornamen kota yang menampilkan suasana modern dan kekinian," ujar Agus Suliadi, Senin (8/8/2022).

Tapi persoalannya, lanjut Agus, Riau ini bukan soal Pekanbaru saja, ada 12 kabupaten kota yang bernaung dibawah propinsi Riau ini, yang kesemuanya punya karakteristik dan sumber daya yang berbeda, belum soal sumber daya pendapatan daerah yang juga sangat berbeda.

"Ada daerah yang sumber APBD nya mencukupi untuk pembangunan ada pula daerah yang sumber APBD nya sangat terbatas, sementara tuntutan utk membangun sarana dan prasarana masyarakatnya sangat urgent, karena menyangkut pelayanan dan kebutuhan hidup orang banyak," ujarnya lagi.

Dijelaskan Ketua II DPH-LAMR Kepulauan Meranti itu, secara monografi Riau itu terdiri dari wilayah darat dan wilayah pesisir. Wilayah darat seperti Pekanbaru, Kampar, Pelalawan, Inhu, Kuansing, Rohul termasuk Dumai dan Siak mereka memiliki akses langsung melalui jalan darat ke kota di provinsi. Berbeda dengan wilayah pesisir seperti Rohil, Inhil, Bengkalis lebih-lebih Kepulauan Meranti yang merupakan halaman depannya Riau yang menghadap Provinsi Kepri dan Negara tetangga Malaysia dan Singapura,

"Meranti belum terlihat menjadi perhatian serius pemerintah propinsi, sampai saat ini Meranti masih terisolasi akibat persoalan infrastruktur yang tak kunjung selesai," jelasnya.

Sehingga efeknya lanjut Agus yang merupakan seorang advokat itu, perjalanan menjadi lama baik di dalam kabupaten apalagi menuju provinsi tentu berdampak pada biaya hidup yang menjadi mahal karena faktor transportasi yang terbatas.

"Saya rasa jika pemerintah propinsi serius pasti ini bisa segera teratasi, coba bayangkan telah 12 tahun kabupaten ini berdiri tak satu pun ada jembatan penghubung antar pulau yang berdiri, padahal ini akses yang sangat penting bagi masyarakat. Apalagi jembatan menuju pulau Sumatera yang berhadapan dengan Kabupaten Siak, kita akan merasa aneh di dalam kota Pekanbaru sendiri ada beberapa jembatan (fly over) di tengah kotanya, sementara daerah sungai dan selat seperti Meranti ini tak ada satupun jembatan penghubungnya," ungkapnya.

Sementara, kata Agus lagi, jembatan dan jalan adalah kebutuhan penting bagi masyarakat pesisir, karena ini berkaitan dengan sumber ekonomi, pendidikan, pelayanan kesehatan jika ini terbiar sama saja dengan mengabaikan kehidupan masyarakat pesisir yang juga bagian dari masyarkat Riau

"Kedepan Riau memerlukan pemimpin yang memiliki mimpi besar untuk kemaslahatan masyarakatnya, berani membuat terobosan berfikir out box tidak terbatas oleh sistem dan birokrasi. Semoga ulang tahun Riau ini menjadi menjadi renungan dan refleksi kembali apa-apa saja yang telah kita lakukan untuk rakyat Riau," ungkapnya lagi.

Ketua KPU Kepulauan Meranti periode 2009-2014 itu berharap kedepan, dengan bertambahnya usia Provinsi Riau diharapkan bertambah pula kebijakan-kebijakan pemerintah untuk memartabatkan masyarakatnya dengan peningkatan pembangunan dan sumberdaya manusia.

"Dan semoga Allah merahmati bumi Riau dengan kasih sayangnya dengan memberikan pemimpin yang amanah yang menyayangi rakyatnya," harapnya.***