JAKARTA - Kritikan terus berdatangan dari sejumlah pihak kepada Calon Ketua Umum (Ketum) PSSI periode 2023-2027, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menjelang Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar di Hotel Shangrilla Jakarta, 16 Februari 2023, mendatang.

Salah satu program LaNyalla yang mendapat kritikan yakni soal komitmen memberikan dana pembinaan youth development dan kompetisi di tingkatan provinsi kepada Asprov PSSI sebesar Rp1 miliar per tahun. Program tersebut dianggap sebagai politik uang oleh sejumlah pihak.

Namun hal tersebut dibantah oleh pengamat sepak bola Erwin Dwi Budiawan. Pria yang juga pernah menjadi pengurus PSSI itu menyebut bahwa program yang bakal diterapkan LaNyalla tak melanggar aturan apapun dan bukan politik uang.

"Apa yang ingin dilakukan Pak Nyalla nanti sah-sah saja, itu bukan-lah politik uang. Pak Nyalla ingin program tersebut bejalan dengan baik, mengingat seluruh program yang diterapkan membutuhkan dana, jika tidak ada dana, bagaimana program tersebut berjalan. Ini justru ide cerdas membantu rakyat sepak bola. Hal ini juga pernah dilakukan oleh Ketua FIFA saat pencalonannya. Jadi janji subsidi ini adalah janji hebat. Janji cinta pada rakyat," ujar Erwin.

Menelusuri dari berbagai sumber, Presiden FIFA, Gianni Infantino pernah melakukan hal serupa. Kala itu, Gianni Infantino masih menjabat sebagai Sekjen UEFA dan ingin maju sebagai Presiden FIFA di tahun 2016. Hingga akhirnya ia terpilih sebagai Presiden FIFA selama Kongres Luar Biasa FIFA 2016 pada Februari 2016. Dia terpilih kembali sebagai Presiden FIFA pada Juni 2019.

"Pertanyaan saya kepada Anda semua, jika FIFA menghasilkan uang 5 Miliar, apakah normal jika 1,2 Miliar tidak didistribusikan untuk Anda dan dikembalikan untuk investasi sepak bola. Yang harus dilakukan FIFA dengan uang tersebut adalah kembali berinvestasi dalam sepak bola. Saya menawarkan kepada Anda dari 5 Miliar uang tersebut, 1,2 Miliar harus diinvestasikan kembali untuk mendapatkan 25 persen keuntungan yang bisa didistribusikan. Jika ada yang mengatakan pendistribusian 25 persen tersebut sulit, saya rasa tidak." ujar Gianni Infantino kala itu.

"Karena uang FIFA adalah uang Anda, bukan uang Presiden FIFA. Anda adalah representasi asosiasi dan uang FIFA harus digunakan untuk pengembangan sepak bola, bukan untuk hal lain. Jika Anda mengembangkan sepak bola dengan uang FIFA, maka dunia akan melihat kita serta memuji kita. Itu berarti Anda melakukan sesuatu yang masuk akal dengan uang Anda, itulah yang semestinya harus kita lakukan." sambungnya seperti dikutip dari rekaman you tube Kongres FIFA.

Menanggapi hal ini Erwin mengatakan apa yang dilakukan oleh Gianni dan LaNyalla hal serupa. Itu dilakukan untuk perkembangan sepak bola. Seperti halnya FIFA Forward Program yang diinisiasi Gianni. Dimana bantuan financial, expertise, alat-alat, pembangunan infrastruktur dilakukan di semua lini organisasi. Konfederasi dan members semuanya mendapatkan kesempatan tersebut dari sumber revenue FIFA.

"Itu merupakan sharing revenue yang didapatkan FIFA buat para anggota yang merupakan voter. Hal ini serupa dengan yang akan dilakukan Pak Nyalla ke Asprov yang merupakan voter. Jadi aneh, jika ada yang beranggapan apa yang dilakukan Pak Nyalla itu politik uang. Jelas-jelas itu untuk perkembangan sepak bola Tanah Air. Ini ketua PSSI yang sesungguhnya dan layak dipilih oleh voter dengan hati nurani," tuntasnya. ***