SIAK - Orang nomor 1 di Kabupaten Siak, Drs H Syamsuar hadir dalam lokakarya 'Pendekatan Pembiayaan Hijau' yang ditaja Women Research Institute (WRI) bekerjasama dengan Singapure Institute of Internasiomal Affair dan Tropival ForestAlliance (TFA) 2020 di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Jumat (20/10/2017).

Dalam kesempatan yang menghadirkan perwakilan pemerintah, investor, lembaga penyandang dana, lembaga konsultan, NGO ini membuat Bupati Siak senang bisa mendapatkan pandangan baru tentang bagaimana memberdayakan dan meningkatkan sektor pertanian.

Bupati Siak, Syamsuar menyebutkan bahwa apa yang telah diberikan investor saat ini banyak terfokus pada pemberian dukungan kepada petani kebun swadaya. Baik dalam pengembangan dan peningkatan kualitas produksinya hingga peremajaan untuk petani sawit.

"Pemkab Siak sudah buat pola kemitraan publik dan swasta untuk pengembangan sektor pertanian. Dengan luas lahan sawit swadaya sekutar 183.587 hektar, saya menilai masalah yang perlu mendapat dukungan adalah pendanaan dalam proses sertifikasi lahan menjadi SHM dan pendanaan dalam proses sertifikasi ISPO/RSPO," sebutnya.

Syamsuar menilai banyak kelompok tani yang kesulitan menerapkan praktek berkelanjutan dalam hak pendanaan. Dengan munculnya banyak mitra publik dan swasta ini di sektor perkebunan Indonesia akan sangat mendukung pengembangan perkebunan swadaya.

"Saya juga yakin, dari lokakarya ini, akan banyak pemodal yang tertarik untuk ikut berinvestasi dalam memverikan padangan mereka mengenai hal-hal lain yang mungin diperlukan agar perkebunan independen mendapat pembiayaan," ujarnya lagi.

Kedepannya, jika pola kemitraan publik dan swasta ini terjalin baik, Syamsuar berharap akan terciota sektor pertanian yang bebas dari resiko lingkungan dan sosial dalam lingkup nasional dan global. "Butuh komitmen untuk itu semua," tuturnya. ***