SELATPANJANG - Shezan Nayyara Afwa alias Naya (16 bulan) menderita Patent Ductus Arteriosus (PDA). Untuk biaya pengobatan (operasi, red) membutuhkan dana lebih Rp100 juta.

PDA merupakan cacat jantung yang disebabkan oleh masalah pada perkembangan jantung. PDA atau DAP adalah bukaan antara dua pembuluh darah yang berasal dari jantung.

Penanganan berupa pemantauan, obat-obatan seperti antiradang (NSAID), dan operasi.

Naya merupakan anak kedua dari pasangan Afriman dan Tri Suwarni, warga Gang Habib, Rintis, Selatpanjang, Kepulauan Meranti.

Saat dikunjungi awak media, Naya terlihat murung. Matanya sayu, tubuhnya kecil dan kurus. Ia hanya terbaring di tempat tidur. Naya juga tidak merespon ketika dipanggil.

Naya bernafas dengan cepat. Itu terlihat dari dadanya yang kembang kempis dan dibarengi dengan batuk. Dana Naya juga terlihat membengkak, sementara badannya kurus.

Menurut Afriman, ia baru tahu kalau anaknya menderita penyakit, pekan lalu. Saat itu ia pergi berobat (akibat sakit TBC yang dialamnya) ke RSUD Dorak.

Karena Naya juga ikut ke rumah sakit, Afriman langsung meminta dokter memeriksa kesehatan anak keduanya itu.

Alangkah terkejutnya Afriman, dari hasil diagnosa dokter anak anaknya mengalami jantung bocor. Saat bersamaan dokter juga mengatakan bahwa Naya mengarah kepada gizi buruk.

"Karena dengan berat badannya yang 6,7 kg, kata dokter itu normalnya untuk anak usia 6 bulan," ujar Afriman.

Atas saran dokter, Afriman membawa Naya (dirujuk) untuk periksa ke Rumah Sakit Eka Hospital Pekanbaru. Di sini, dokter Eka Hospital mendiagnosa Naya mengidap penyakit DPA.

Tak hanya ke Eka Hospital, Naya juga dibawa ke RS Khusus Jantung Indonesia, di Padang, Sumatera Barat. Diagnosa dokter tetap sama, yaitu DPA.

Untuk mengurangi dampak DPA seperti batuk-batuk, sesak nafas dan nyeri di dada, Naya hanya diberikan obat.

Obat itu tidak untuk selamanya. Dokter menganjurkan agar Naya segera menjalani operasi sebagai upaya penyembuhan.

Mendengar saran dokter, Afriman mengaku hanya bisa pasrah. Sebab, sebagai honorer di Setwan, Afriman hanya menerima uang Rp1,2 juta perbulan. Di saat bersamaan, pria berusia 35 tahun ini juga harus memerlukan biaya untuk mengobati penyakit TBC yang dideritanya setahun lalu.

Afriman juga semakin shock ketika mengetahui operasi itu membutuhkan biaya lebih Rp100 juta. Ditambah lagi biaya Rp3 juta perhari, pasca operasi.

"Naya harus segera dioperasi. Biaya perawatan pasca operasinya saja membutuhkan Rp3 juta per hari," ujar Afriman.

"Dokter menyarankan Naya segera dioperasi. Sebab, kondisinya semakin hari semakin memburuk," tambah Jusni (60 tahun) ibu dari Afriman.

Atas musibah tersebut, keluarga Afriman sangat berharap adanya uluran tangan dari warga yang ingin membantu pengobatan Naya. Saat ini Naya sering mengalami batuk, dari malam hingga pagi hari.

Bagi yang ingin meringankan beban keluarga Afriman, bisa mengirimkan rezekinya ke rekening BRI 017101007167501 atas nama Afriman. Untuk menghubungi Afriman, bisa ke nomor ponselnya 08117077993. ***