PONDOK pesantren merupakan sebuah tempat untuk mendapatkan pendidikan baik pendidikan bersifat agama maupun bersifat umum. Fungsi pendidikan adalah tidak hanya untuk berproses mentransferkan ilmu tetapi juga untuk pembinaan dan pelatihan. Pendidikan itu dimulai dari yang tidak beradab dan tidak berakhlak sampai kepada yang berakhlak dan dimulai dari yang tidak tahu sampai kepada yang paham tentang sesuatu. Untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, pengalaman dan perubahan dari yang negatif ke yang positif salah satunya melalui pendidikan di pondok pesantren.

Kita pernah mendengar bahwasannya di sebuah pesantren pernah melakukan hal hal yang dilarang oleh Allah SWT dan hal- hal negatif lain lagi yang lainnya. Tetapi sekarang mari kita mengubah pola pikir bahwasannya pesantren itu telah berhasil membuat siswa-siswinya menghafal alquran dalam satu bulan, sudah menghafal ribuan hadist dan sudah menghafalkan juga kitab kuning atau kita gundul. Terkadang kita terlalu fokus pada hal yang kecil sampai terlupa akan hal-hal yang lebih utama dalam menyikapi suatu masalah.

Berikut penulis akan memberikan sumbangan ide atau pendapat bagaimana menciptakan aman di pesantren yang semoga bisa jadi amal jariyah bagi penulis sendiri dan kita bersama sebagai bekal menuju kematian nantinya.

Setiap orang apalagi peserta didik di pesantren ingin merasakan aman. Untuk menciptakan rasa aman bagi siapapun baik itu untuk internal pesantren maupun eksternal pesantren dapat dilakukan denag berbagai cara.  Apakah dia beragama muslim dan nonmuslim dan apakah dia dari kalangan ekonomi lemah atau dari kalangan orany yang mampu, Penulis ingin memberikan pendapat yaitunya untuk mengadakan makan gratis bagi siapa saja. Setidaknya setiap hari jumat. Setelah melaksanakan ibadah solat jumat pesantren menyediakan makanan dan minuman. Sehingga masyarakat yang datang akan termotivasi untuk pergi solat kemesjid setidaknya dan ingin menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren tersebut karena pesantren tersebut mempunyak kepedulian yang tinggi pada masyarakat.

Selanjutnya, Pesantren membuka dan memberikan kesempatan bagi amsyarakat dan lingkungan sekitar untuk melaksanakan solat ke mesjid yang ada di pesantren. Tentu di mesjid haruslah juga cukup fasilitasnya seperti air untuk berwuduk,jaringan wifi yang bisa diakses oleh masyarakat yang datang ke mesjid, kelengkapan solat, pengharum wangian untuk solat, kacamata untuk membaca, mobil ambulance, dan bus mesjid. Pada intinya mesjid di pesantren memberikan fasilitas yang lengkap di mesjid untuk kebutuhan masyarakat umum.

Setelah lengkap fasilitas di mesjid kita membahas fasilitas yang ada di pesantren yang juga bisa dan diadakan untuk masyarakat. Fasilitas pesantren untuk masyarakat umum seperti penginapan bagi orang tua murid, keluarga murid dan masyarakat. Fasilitas ruangan untuk konsultasi dan ruangan yang digunakan untuk masyarakat. Yang menjadi pendapat bagi penulis disini adalah adanya ruangan khusus untuk tempat dokumentasi kegiatan dari pesantren. Seperti ruangan untuk menyimpan dokumentasi bahasa daerah dilingkungan pesantren dan hafalan bagi para peserta didik dan juga bagi alumni serta masyarakat.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwasannya semua yang penulis sebutkan di atas adalah berkaitan dengan fasilitas yang memadai dan lengkap demi memjadikan peserta didik, pimpinan, yayasan, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan untuk merasa aman atau bahkan lebih aman untuk tinggal di pesantren yang dialami peserta didik dan juga masyarakat.  

Berikutnya lagi penulis akan memberikan pendapat bagaimana cara agar aman dan nyaman di pesentran adalah mengenai pelaku yang terlibat dalam pesantren tersebut. Semua pelaku yang terlibat dalam pesentran orangnya adalah betul-betul mampu pada bidangnya. Misalnya ditinjau dari pengajar atau guru yang mengajar di pesantren tersebut, guru yang mengajar atau yang mengampu mata pelajaran Biologi idealnya diajarkan oleh orang yang dari segi latar belakang pendidikannya juga Biologi. Dilihat dari pekerja atau staf yang disebut sebagai  non kependidikan hendaknya juga kompeten dalam bidangnya. Seperti seorang kepala tata usaha dari segi latar belakang pendidikannya hendaknya berasal dari administrasi pendidikan. Ditinjau dari para pimpinan dari pesantren tersebut juga bisa seorang pemimpin yang sesuai dengan ajaran agama islam.

Berbicara unsur pimpinan dari pesantren diharapkan pimpinan pesantren, pembina dan yayasan pesantren dapat malaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan sebaik- baiknya. Pemimpin disini mengacu pemimpin yang sangat dirindukan ummat sekalian manusia. Kepimimpiannya berbeda dari pemimpin yang tidak diinginkan orang banyak atau masyarakat. Dengan kekusaannya yang dia miliki tidak membuat dia terlena akan kehidupan dunia ini. Dengan kekuasaan yang dimilikinya membuat masyarakat bisa terbantu dalam mengurangi masalah yang dihadapinya.  

Selanjutnya penulis memiliki ide bagi para alumni yang sudah menamatkan pendidikannya di pesantren sekiranya selalu untuk menjalin kerjasama atau silaturahim. Alumni yang tamat tetap melakukan komunikasi baik verbal atau non verbal, baik lisan maupun tulisan. Dan pihak pesantrenpun diharapkan untuk memfasilitasi juga mana-mana alumni yang sudah tamat.

Alumni tahfiz alquran 30 juz yang sudah menamatkan pendidikannya di pesantren sebaiknya juga selalu memeriksakan hafalannya ke pesantren apakah sekali setahun atau sekali dua tahun. Apakah alumni setelah menamatkan pendidikannya di pesantren hafalannya masih tetap terjaga, meningkat atau bahkan hilang dan berkurang. Artinya pihak pesantren juga melakukan monitoring dan menidaklanjuti pada setiap alumni yang telah menamatkan pendidikannya di pesantren apalagi bagi peserta didik yang tengah melaksanakan pendidikan di pesantren tersebut.

Kita bisa lihat kenyataan setelah melaksanakan suatu pelatihan atau seminar dalam bidang apapun termasuk dalam bidang pendidikan. Peneyelanggara hanya memberikan pelatihan tanpa mengfollow kepada peserta pelatihan atau peserta seminar. Apakah ada perubahan peningkatan setelah mendapatkan pelatihan dan pendidikan selama ini tidak dapat diketahui.

Dari paparan penulis di atas dapat disimpulkan bahwasanya untuk menciptakan rasa aman dan nyaman di pesantren dapat dilakukan dengan tiga cara.

Cara yang pertama adalah fasilitas yang lengkap dan memadai terutama bagi peserta didik di pesantren. Cara yang kedua adalah personal atau orang yang terlibat dalam pesantren tersebut adalah orang-orang yang mempunyai cita-cita ingin mengantarkan manusia lain ke arah yang lebih baik. Dan cara yang ketiga adalah melakukan tindak lanjut setiap kegiatan pelatihan yang diadakan bagi alumni dan peserta didik yang lagi dalam pendidikan di pesantren. ***

* Hendra Putra adalah Mahasiswa S3 Ilmu Pendidikan Bahasa, Konsentrasi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Semarang.