PEKANBARU - Mantan Anggota DPRD Riau Fraksi Golkar, Abdul Vattah memutuskan untuk melawan keputusan partai dengan mendukung Paslon yang bukan dari partai Golkar di Pilkada Bengkalis.

Vattah mengatakan bahwa keluarga besar Kasmarni turut serta dalam membesarkan Golkar di Bengkalis, maka dia meminta izin kepada Ketua DPD I Golkar Riau, Syamsuar dan Kepala Bapilu Golkar Riau, Zulfan Heri.

Izin tersebut dia sampaikan dalam bentuk video, dimana Vattah yang menggunakan baju Golkar memutuskan mendukung istri Bupati Bengkalis Amril Mukminin yang terpidana koruptor, Kasmarni dan Bagus Santoso.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Golkar Riau, H Zulfan Heri S.Ip, M.Si menyesalkan apa yang dilakukan oleh Abdul Vattah, karena menyatakan dukungan ke Kasmarni - Bagus Santoso (KBS) dengan atribut Golkar.

"Mendukung KBS dengan atribut Partai Golkar secara terbuka, ini tidak dibenarkan. Seluruh pengurus dan kader harus tunduk dan patuh serta loyal terhadap keputusan partai Golkar," ujar Zulfan kepada GoRiau.com, Sabtu (5/11/2020).

Pada Rakornis Bapilu dan Badan Saksi Nasional (BSN) se- Indonesia pada tanggal 24-25 September lalu, kemudian pengarahan di hadapan Paslon dari Golkar,  Ketua Umum DPP Golkar, Airlangga Hartarto meminta semua kader wajib memenangkan Paslon dari Golkar.

Terkait klaim keluarga besar Kasmarni yang turut membesarkan Partai Golkar di Bengkalis, dibuktikan dengan perolehan 8 kursi, Zulfan mengaku menghormati itu. 

Tapi, itu tidak bisa semata-mata kerja politik keluarga besar mereka. Karena itu semua kerja bersama semua pengurus dan kader, termasuk juga semua caleg, di Dapil masing-masing pada Pileg 2019 yang lalu. 

"Lalu, kurang cerdas dan kurang elok rasanya menyebut-nyebut nama saya sebagai Kepala Bapilu PG Riau, apalagi nama ketua DPD I Partai Golkar Riau dalam menjatuhkan pilihan," katanya.

"Ketua adalah simbol partai, kalau mau mendukung Paslon lain diluar partai Golkar,  silahkan saja, itu hak adinda vattah, tapi dilarang keras membawa atribut partai," tambahnya 

Vattah, lanjutnya, konon katanya sudah lama berkecimpung dalam Partai Golkar di Bengkalis, dibesarkan oleh Indra Gunawan Eet dulunya, tapi tindakannya tidak mencerminkan kedewasaan dalam berpolitik. 

"Jasa Bung Eet sedikit banyak harus ditengok juga. Mestinya jangan bawa-bawa atribut partai, fatal akibatnya. Beliau sebagai kader bisa dipecat sebagai kader," tuturnya.

Konflik-konflik personal yang ada dalam tubuh Partai Golkar Bengkalis, tegasnya, jangan sampai mengorbankan partai. Sungguh tak baik rasanya jika dihadapan pengurus dan kader yang berjuang memenangkan Engah Eet - Samda (ESA), Vattah melakukan hal seperti itu.

"Pengurus dan kader Golkar sedang berjuang pagi, siang, sore hingga larut malam membesarkan partai dan memenangkan paslon 'ESA MANTAB' Nomor urut 4 di Pilkada Bengkalis ini. Saya kira itu yang dapat saya sampaikan, atas beredarnya video ini," tutupnya.***