JAKARTA - Menpora Zainudin Amali kembali melakukan terobosan. Kali ini, Amali mengambil kebijakan untuk memperkatat proses naturalisasi bagi seluruh cabang olahraga.

"Saya akan perketat proses naturalisasi untuk semua cabang olahraga dan kalaupun dilakukan kita akan lihat seberapa besar urgensinya. Sebaiknya memanfaatkan potensi yang ada," kata Zainudin Amali di Jakarta, Jumat (2/7/2021).

Keputusan Amali memperketat naturalisasi cukup beralasan. Pasalnya, Indonesia sudah memiliki Desain Besar Olahraga Nasional yang akan membangun prestasi olahraga Indonesia lewat program pembinaan jangka panjang.

"Tidak boleh lagi kita mengharapkan prestasi secara instan. Itu tidak bagus untuk pembinaan prestasi jangka panjang yang berkesinambungan," tegasnya.

Secara terbuka, Amali juga berbicara masalah naturalisasi di cabang olahraga sepakbola. Bahkan, dia menilai upaya naturalisasi yang dilakukan selama ini tidak begitu efektif untuk pembentukan Tim Nasional (Timnas). "Kualitas mereka yang dinaturalisasi juga tidak terlalu berbeda dengan pemain asli kita," ujarnya.

Menurut Amali, penilaian terhadap pemain naturalisasi itu dilakukannya setelah melihat kualitas permainan mereka pada Turnaman Pra Musim Piala Menpora 2021. Bukan hanya itu, Amali juga menyebut pemain naturalisasi itu tidak bisa menjadi panutan.

"Saya sangat serius memperhatikan kualitas pemain naturalusasi itu pada Turnamen Pra Musim Piala Menpora 2021. Mereka belum bisa jadi panutan bagi para pemain asli kita, bahkan ada di salah satu pertandingan justru pemain naturalisasi tidak memberikan contoh bermain sepakbola dengan baik sampai pemain tersebut harus dikeluarkan oleh wasit karena terkena kartu merah," jelasnya.

Yang lebih mengecewakan lagi, kata Amali, ada pemain naturalisasi yang dipanggil untuk memperkuat Timnas Indonesia yang akan bertanding di luar negeri malah beralasan macam-macam dan pulang ke kampung halamannya.

"Itu pertanda pemain naturalisasi tersebut tidak ada kepedulian terhadap kepentingan nasional Indonesia. Dia sekadar main sepakbola saja tapi jiwa patriotisme dan nasionalisme rendah. Sangat beda dengan pemain yang memang asli lahir, besar dan hidupnya di Indonesia," tandasnya. ***