NEW YORK -- Bob, seorang rabbi atau pendeta agama Yahudi, memutuskan bersyahadat (memeluk Islam) belum lama ini, setelah berdiskusi tentang konsep makanan halal dan haram dalam ajaran Islam.

Dikutip dari Republika.co.id, kisah mualafnya pendeta Yahudi ini diceritakan Imam besar Masjid New York, Ustaz Shamsi Ali, yang diunggahnya dalam akun YouTube resminya. 

Dituturkan Ustaz Shamsi Ali, Bob yang tinggal di New York, tidak seperti pendeta Yahudi pada umumnya yang bertugas di Sinagog untuk membimbing jemaat. Ada tugas khusus bagi Bob ketika masih menjadi seorang pendeta. Dia bertugas melakukan pengawasan makanan di toko-toko Yahudi agar sesuai dengan aturan hukum dalam Yahudi atau disebut dengan istilah kosher.

Bob akan memastikan dengan sangat teliti dan penuh kehati-hatian bahwa setiap makanan yang dijual di toko-toko Yahudi telah memenuhi standar sebagaimana aturan hukum dalam Yahudi. 

Misalnya saja dalam standar kosher, seorang Yahudi tidak boleh mengonsumsi makanan yang terbuat dari campuran daging dan susu, atau pun memakan daging dan meminum susu. Dia menjelaskan, hal itu menjadi perbuatan yang sangat dilarang dalam hukum Yahudi terkait makanan dan minuman. 

Satu waktu, Bob datang ke kelas kajian yang dipimpin oleh Ustaz Shamsi Ali. Di kelas itu, Bob banyak bertanya tentang hukum-hukum makanan dalam perspektif Islam atau tentang halal dan haramnya suatu makanan. 

''Saya ketika itu belum tahu bahwa Bob ini seorang Rabi atau pendeta yang bertugas mengawasi makanan, kosher, di toko-toko Yahudi. Lalu kita berdiskusi,bagaimana proses makanan halal itu, bagaimana dalil-dalilnya dalam Alquran dan Sunah,'' kata ustaz Shamsi Ali.

Bob dan Ustaz Shamsi Ali pun banyak berdiskusi soal hukum memakan babi dan meminum Alkohol. Bob menceritakan dalam aturan kosher Yahudi bahwa minum alkohol dapat dihukumi haram bila alkohol yang diminum adalah jenis dari yang belum diberkahi oleh para pendeta Yahudi. Namun hukumnya menjadi berubah atau boleh meminum alkohol ketika sudah diberkahi oleh pendeta kendati pun alkohol tersebut memabukan.

Setelah diskusi panjang lebar termasuk Bob mendengarkan penjelasan makanan dan minuman dalam sudut pandang Islam, ia mempelajari tentang makanan-makanan halal dan haram serta prosesnya sesuai aturan Islam.

Dari situ Bob mulai mendapati keistimewaan ajaran Islam. Bob bahkan menilai ajaran Islam sesuai dengan yang diajarkan Taurat bahkan jauh lebih sempurna. Dari situ ia sangat tertarik mempelajari Islam lebih dalam. 

''Singkat cerita Bob ini belajar Islam dua sampai tiga bulan dan akhirnya alhamdulillah bersyahadat masuk ke dalam Islam,'' kata Ustaz Shamsi Ali.

Setelah menjadi mualaf, Bob pun kini punya kesibukan baru. Dengan bakatnya dalam bidang mekanik, kini Bob menyibukkan hari-harinya sebagai salah satu karyawan di toko elektronik di New York. 

''Kita doakan agar Bob istiqamah dan bisa menjadi dai,''sambung Shamsi Ali.***