JAKARTA - Setelah Gus Ipul dan Khofifah resmi mendapat dukungan sejumlah partai politik dan mengumumkan pasangan masing-masing di Pilgub Jatim, ternyata kalangan masyarakat Jatim belumlah puas dengan kedua calon tersebut.

Terbukti, saat diadakan penelitian oleh Survei Indonesia Network Election Survey (INES), ternyata ada satu sosok atau tokoh yang diinginkan masyarakat untuk maju pilgub Jatim. Tokoh tersebut adalah La Nyalla M Matalliti.

Untuk diketahui, pasangan Saifullah Yusuf – Abdullah Azwar Anas yang di usung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Lalu Khofifah Indar Parwangsa dan Emil Dardak telah di usung oleh Partai Nasional Demokrasi (NASDEM), Partai Golongan Karya (GOLKAR), Partai Demokrat (PD), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA).

Sedangkan 3 (tiga) partai yang mempunyai kursi di DPRD I Jawa Timur yaitu Partai Gerakan Indonesia Rayat (GERINDA), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahetra (PKS) belum menentukan pilihan tokoh mana yang akan diusung.

Sementara muncul nama-sama tokoh seperti La Nyalla Mataliti, Achshanul Qosasih, Anang Hermansyah,Suyoto dan Nurwiyatno yang juga di gadang-gadang akan meramaikan bursa di PILGUB 2018. Tentu saja konstelasi politik jelang PILGUB ini sangat menarik perhatian masyarakat. Berdasarkan hal tersebut Indoensia Network Election Survei (INES), kembali melakukan survei jajak pendapat masyarakat untuk mengukur respon masyarakat.

"Aspek yang menjadi sorotan dalam survei INES kali ini adalah aspek kepedulian masyarakat terhadap Pilgub dan persepsi masyarakat terkait: Popularitas, Akseptabilitas, Kapabilitas dan Elektabilitas terhadap kedua pasangan calon yang telah di usung oleh partai-partai dan tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi pesaing kedua calon yang telah memiliki kendaraan politik.Survei jajak pendapat ini dilakukan mulai tanggal 29 November sampai dengan 5 Desember 2017," ujar Direktur Eksekutive INES, Chaerudin Affan.

Adapun dalam penelitian kali ini, survey dilaksanakan di 38 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur (Jatim) pada 29 Nov -5 Des tahun 2017. Peneliti menyebarkan 2.661 angket yang dibagi 659 Kecamatan di Jawa Timur. Para responden pada penelitian ini tersebar secara proposional sesuai prosentase jumlah DPT masing masing dalam 38 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Timur.

"Data berasal dari laki-laki dan perempuan yang bekerja di sektor domestik atau publik, dengan aneka profesi dengan ragam pendidikan, ragam umur.Jumlah responden 2.604 (margin of error ± 1.9% pada tingkat kepercayaan 95%)," tukasnya.

Dari hasil penelitian, INES menemukan pendapat responden yang menginginkan adanya pasangan Cagub dan Cawagub diluar 2 (dua) pasangan Cagub dan Cawagub yang sudah resmi diusung oleh partai politik. Dimana sebanyak 77,4% dari 2.661 jawaban responden menginginkan lebih dari dua paslon. Dan 20,2% menginginkan hanya dua paslon saja. Sedangkan 2,4% tidak menjawab pertanyaan survey.

Dalam uji simulasi untuk tingkat Popularitas, Akseptabillitas dan Elektabilitas terhadap kedua pasang calon, yaitu Gus Ipul-Anas dan Khofifah-Emil, ada juga pasangan lain yang diuji yakni Acshanul Qosasih-Anang Hermansyah (Qosasih-Anang), Acshanul Qosasih- Nurwiyatno (Qosasih-Nurwiyatno), La Nyalla Mataliti-Anang Hermansyah (La Nyalla-Anang), La Nyalla Mataliti-Nurwiyatno (La Nyalla-Nurwiyatno),Achsanul Qosasi- Suyoto dan La Nyalla –Suyoto.

Dari hasil temuan survei ternyata nama Khofifah dikenal oleh 79,7 persen Responden, hal ini karena Khofifah merupakan tokoh yang pernah dua kali ikut mencalonkan diri sebagai Gubernur dalam dua Pilkada sebelumnya, sementara Saifullah Yusuf dikenal oleh 77,3 persen responden karena posisinya sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur dua periode dan dua kali menang pilkada.

"Sementara La Nyalla Mataliti dikenal oleh 76,9 persen responden karena namanya sebagai Ketua Umum PSSI dan Ketua Kadin Jawa Timur serta keaktifan di Ormas PP. La Nyalla juga dikenal saat menghadapi masalah Hukum yang akhir La Nyalla terbukti tidak bersalah di pengadilan," ujarnya.

Selanjutnya, nama Achsanul Qosasi dikenal oleh 49,2 persen Responden dikenal sebagai Politisi Partai Demokrat dan Anggota BPK, Suyoto dikenal oleh 52,1 persen Responden karena posisinya sebagai Bupati Bojonegoro, Abdullah Azwar Anas dikenal oleh 68,4 persen esponden sebagai Bupati Banyuwangi, Emil Dardak dikenal oleh 49,6 persen sebagai Bupati Trenggalek yang baru terpilih dan memperistri seorang Artis sinetron terkenal Arumi Bachsin.

Kemudian nama Anang Hermansyah dikenal oleh 69,7 persen Responden sebagai Artis penyanyi Dan anggota DPR - RI, sementara Nurwiyatno dikenal oleh sebanyak 52,4 persen Responden.

  Khofifah Indar Parawansa , Saifullah Yusuf dan La Nyalla  merupakan tokoh  yang paling banyak dikenal oleh publik. Meski demikian, tingginya popularitas belum tentu berbanding lurus dengan akseptabilitas (kesukaan) dan elektabilitas (keterpilihan).

Hal ini lantaran rumus pemilih ada tiga: dikenal, disukai, dan dipilih. Jika dilakukan simulasi pasangan Saifullah Yusuf –Abdullah Azwar Anas) VS ( Khofifah Indar Parawansa –Emil Dardak ) VS Pasangan Hasil Simulasi ( Achsanul Qosasi –Suyoto maka pasangan Khofifah –Emil akan memenangkan pemilihan kepala daerah Jawa Timur dengan tingkat keterpilihan 33,2 persen.

Namun peluang pasangan Saifullah – Azwar Anas masih sangat berpeluang untuk mengejar selisih suara dengan pasangan Khofifah – Emil Dardak. Sedangkan untuk pasangan Achsanul – Suyoto kemungkinan untuk memenangkan Pilgub Jatim sangat kecil walaupun swing voters mencapai 32,1 persen.

Kemudian pada simulasi yang memasangkan ( Khofifah – Emil Dardak ) ( Saifullah – Azwar Anas ) ( Achsanul – Nurwiyatno ) terjadi peningkatan suara ketiga pasangan calon kepala daerah Jawa Timur. Peningkatan suara Achsanul-Nurwiyatno sebesar 3,2 persen lebih dikarenakan masyarakat yang percaya dengan kemampuan Nurwiyatno sebagai birokrat.

Khofifah – Emil Dardak mengalami peningkatan suara sebesar 2,4 persen menjadi (35,6 %) dan menempati posisi teratas sedangkan Saifullah – Azwar Anas yang memiliki tingkat keterpilihan 29,7 persen.

Pada simulasi pasangan ( Saifullah – Azwar Anas ) ( Khofifah – Emil ) ( Achsanul-Anang Hermansyah ) terjadi peningkatan suara pada pasangan Achsanul-Anang H menjadi 10,4 persen.

Kepopuleran Anang Hermansyah Memberikan dampak yang cukup besar pada perolehan suara pasangan tersebut. Sementara suara pasangan Khofifah-Emil mengalami penurunan, pasangan Saifullah-Azwar Anas mengalami sedikit peningkatan dan memiliki swing voters yang tidak jauh berbeda pada simulasi sebelumnya. Kehadiran Anang Hermansyah dapat mengambil sedikit keuntungan dan berhasil mengurangi suara pasangan Khofifah- Emil.

"Pada 3 simulasi diatas terlihat bahwa Achsanul Qosasi bukan lawan yang sepadan untuk Khofifah dan Saifullah. Keuntungan latar belakang dari tokoh yang kemungkinan disandingkan dengan Achsanul yaitu Suyoto, Nurwiyatno dan Anang tetap tidak bisa memberikan kenaikan suara yang signifikan dan justru malah menahan tingkat keterpilihan tokoh yang diuji sebagai pasangannya," tandasnya.

Simulasi selanjutnya dilakukan dengan pasangan calon ( Khofifah- Emil Dardak ) ( Saifullah – Azwar Anas ) dan ( La Nyalla – Anang Hermasyah ). Terlihat dari hasil perolehan suara, pasangan Khofifah – Emil dan Saifullah -Anas menemui lawan yang sepadan. Duet pasangan La Nyalla – Anang Hermansyah berhasil memperoleh 26,7 persen suara masyarakat Jawa Timur sementara Khofifah – Emil 26,6 persen dan Saifullah – Anas 24,4 persen.

"La Nyalla - Anang memperoleh suara yang sangat besar dikarenakan latar belakang La Nyalla Sebagai Ketua Umum PSSI yang dimana masyarakat Jawa Timur sangat menyukai olahraga sepak bola. Latar belakangnya sebagai pengusaha juga sangat disukai masyarakat Jawa Timur dibandingkan Latar Belakang politisi," tandasnya.

Anang Hermansyah kata dia, sebagai tokoh yang populer juga memberikan dampak yang cukup signifikan pada perolehan suara pasangan La Nyalla - Anang.

Pada simulasi pasangan Khofifah – Emil vs Saifullah – Anas vs La Nyalla – Suyoto. Perolehan suara pasangan La Nyalla –Suyotohanya 25,1 persen tingkat elektabilitasnya sekalipun Latar belakang Suyoto yang merupakan bupati Bojonegoro dianggap sangat cocok melengkapi La Nyalla yang berlatar belakang sebagai pengusaha.

"Suyoto dan Anas yang merupakan Kepala Daerah 2 Periode memberikan kepercayaan pada masyarakat, sementara Emil yang baru menjabat dan akan mencalonkan sebagai Wakil Gubernur justru mengalami penurunan jika ditampilkan sosok Suyoto dan Khofifah –Emil dardak unggul dengan elektabilitas 25,3 %," tukasnya.

Simulasi selanjutnya diuji pasangan Khofifah-Emil, Saifullah-Anas dan La Nyalla- Nurwiyatno. Perolehan suara masing - masing pasangan adalah Khofifah – Emil 25,4 persen, Saifullah – Anas 23,7 persen, La Nyalla – Nurwiyatno 23,3 persen sedangkan abstain 18,6 persen.

"Persaingan ketat terjadi pada simulasi terakhir, perolehan suara yang hanya sedikit perbedaan dengan swing voters 27,6 persen masih memungkinkan siapapun untuk memenangkan Pilgub Jawa Timur. Nurwiyatno yang memiliki latar belakang belakang birokrat ternyata kurang mampu mendongkrak perolehan suara La Nyalla," ujarnya.

Sosok La Nyalla yang merupakan seorang pengusaha, menambah pilihan masyarakat Jawa Timur dan mampu mengurangi swing voters. Khofifah dan Saifullah yang dikenal oleh masyarakat sebagai politisi yang kuat di Jawa Timur mampu diimbangi oleh sosok pengusaha yang merupakan cerminan masyarakat Jawa Timur ingin ada perubahan di sektor Ekonomi.

"Tokoh La Nyalla yang berlatar belakang pengusaha sangat cocok disandingkan dengan 3 tokoh yang berasal dari latar belakang berbeda. Dari berbagai simulasi pertarungan antara pasangan calon kepala daerah Jawa Timur selain Khofifah indar parawansa –Emil dardak dan Saifullah Yusuf – Abdullah Azwar Anas dikompetisikan dengan 6 pasangan simulasi La Nyalla merupakan tokoh yang bisa menyaingi tingkat Elektabilitas kedua pasangan yang sudah diusung oleh parpol selain PAN ,GERINDRA dan PKS," tegasnya.

Sekalipun pasangan calon kepala daerah Jawa Timur selain Khofifah Indar Parawansa –Emil Dardak unggul di dua simulasi dengan La Nyalla yang dipasangan dengan Nurwiyatno-Suyoto dan Saifullah Yusuf – Abdullah Azwar Anas, tetapi rata rata pemilih yang belum memberikan suaranya atau belum punya pilihan masih berada dikisaran 22 -27 persen.

"Artinya, pasangan Khofifah –Emil Dardak belum bisa dipastikan kemungkinannya memenangkan pilkada Jawa Timur tahun 2018 ,Pasangan Saifullah Yusf -Abdullah Azwar Anas dan pasangan Simulasi La Nyalla punya potensi menang juga. Bahkan kemungkinan La Nyalla -Anang bisa melibas keduanya. ***