Aktivitas lalu lintas di ruas jalan Teluk Samak - Tanjung Samak masih sepi. Maklum, ini masih terlalu dini bagi masyarakat sekitar untuk beraktivitas di luar. Hanya beberapa kendaraan roda dua yang meraung, memecah kesunyian pagi.

Sepeda motor dengan sebuah keranjang adalah pemandangan biasa di pagi buta di Kecamatan Rangsang, Kepulauan Meranti. Terlebih, hari itu adalah hari pasar di Tanjung Samak. Maka, masyarakat mengejar waktu untuk berbelanja ke pasar.

Salah satu di antara pengendara motor itu adalah Rosidi. Raungan mesin motornya tidak bisa panjang. Tersendat-sendat, sebab ia lebih sering menginjak pedal rem. Baru hendak memacu motornya sudah ketemu lobang.

"Aduu..hhhh," Rosidi meringis kesakitan. Rosidi terjatuh, karena tak mampu mengendalikan motor bebeknya usai menabrak lobang yang menganga. Tubuhnya terpental ke semak belukar. Sejurus kemudian, ia ditolong oleh warga yang lewat.

Meski tak alami luka serius, namun Rosidi merasakan badannya sakit-sakit. Padahal, ia sudah berupaya hati-hati mengendarai sepeda motor, apalagi jarak pandang masih terbatas.

Sebenarnya, Rosidi sudah saban tahun melewati jalan ini. Ia sudah hapal letak lobang di jalan sepanjang 7 kilometer itu. Hanya saja, pagi itu ia ketiban sial.

"Itu kejadian beberapa tahun lalu, Bang, saat jalan penghubung desa ini masih rusak parah. Sepeda motor dengan keranjang ini pernah terbalik akibat nabrak lubang jalan yang menganga," kenang Rosidi, Senin (5/12/2022) sore sambil menyeduh kopi khas Meranti.

Kini, jalan rusak itu hanya tinggal kenangan. Setidaknya, badan jalan sepanjang 7,38 kilometer yang menghubungkan Desa Teluk Samak-Wonosari-Tanjung Samak sudah bedelau alias mulus diaspal menggunakan hotmix.

Kata Rosidi, kondisi jalan bagus ini adalah mimpi masyarakat yang menjadi kenyataan. Mereka bersyukur, karena kini sudah bisa melintas dengan nyaman di jalan tersebut. 

"Syukur alhamdulillah, sekarang jalan kampung kami sudah bedelau. Sangat bermanfaat tentunya, terlebih bagi pedagang seperti saya yang sering bolak-balik ke pasar untuk belanja barang dagangan, karena dengan jalan bagus waktu tempuh jadi lebih singkat," ucapnya.

***

Mengenai ruas jalan Teluk Samak-Wonosari-Tanjung Samak, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti dibangun melalui dana alokasi khusus (DAK).

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kepulauan Meranti,  Fajar Triasmoko, melalui Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga, Rahmat Kurnia mengatakan, peningkatan jalan Wonosari-Teluk Samak sepanjang 5,8 kilometer memakan anggaran sebesar Rp30,3 miliar.

Jalan itu juga terkoneksi dengan ruas yang sudah dihotmix sebelumnya tepatnya di Desa Tanjung Samak sepanjang 1,58 kilometer yang dibangun pada tahun 2021 menggunakan DAK sebesar Rp10,6 miliar.

Adapun spesifikasi jalan tersebut mempunyai lebar badan 7 meter dan aspalnya 5 meter dengan ketebalan aspal 6 centimeter.

Dalam pembangunannya, beber Rahmat, keterlibatan masyarakat juga membantu kelancaran dalam proses pengaspalan. Sebelum dilakukan penimbunan material, warga setempat dipekerjakan untuk menyusun uyung atau kulit sagu sebagai pelapis.

"Keterlibatan masyarakat digerakkan oleh kepala desa setempat. Di mana proyek ini juga banyak menyerap tenaga kerja lokal dalam pembangunannya," kata Rahmat, Jumat (9/12/2022). 

Pria yang akrab disapa Aang ini juga mengatakan, pihaknya sangat berterimakasih atas kehadiran Asphalt Mixing Plant (AMP) yang memproduksi hotmix yang dikerjakan oleh PT. Cakrawala Nusindo yang berlokasi di Desa Tanjung Bakau. 

AMP tersebut, jelas dia, berkapasitas 800 kilogram dan bisa memproduksi 60 ton per jamnya. Jika dihitung satu hari kerja selama 8 jam, maka material yang dihasilkan sebanyak 480 ton dan itu bisa mengakomodir untuk material jalan sepanjang 560 meter.

"Kami sangat berterimakasih atas kehadiran AMP yang berinvestasi dan memproduksi material hotmix di sini. Bayangkan saja jika mereka tidak ada, maka kita akan kesulitan membangun jalan dengan menggunakan APBN yang notabene harus dengan metode pengaspalan," ucapnya.

Selain pembangunan Jalan Tanjung Samak-Repan, di tahun 2021 untuk Kecamatan Rangsang ada dua lokasi pekerjaan lagi yang bersumber dari DAK. Diantaranya, jalan Tanjungsamak-Tanjung Kedabu sepanjang 0,6 kilometer dengan anggaran sebesar Rp3,6 miliar bersumber dari DAK Penugasan, dan peningkatan jalan Pelabuhan Gemalasari sepanjang 6,94 kilometer, dengan dana bersumber dari DAK Reguler sebesar Rp2,4 miliar. 

Kemudian di tahun 2022, lanjut Rahmat, selain lanjutan pembangunan Jalan Tanjungsamak-Repan, juga dianggarkan untuk pembangunan lanjutan jalan Tanjung Samak-Tanjung Kedabu sebesar Rp26,2 miliar dengan target panjang 7 kilometer. Direncanakan berlanjut tahun berikutnya yang dikerjakan oleh PT. Kemuning Yona Pratama, Pekanbaru. 

Selanjutnya, pembangunan Jalan Telesung-Tanjung Kedabu dengan anggaran Rp15,8 miliar dengan target panjang 5 kilometer yang dikerjakan oleh PT. Tuah Awam Engineering, Pelalawan.

"Untuk tahun 2023 ada Rp16,563 miliar yang bersumber dari DAK Penugasan untuk pembangunan Jalan Tanjung Samak-Repan, lanjutan Teluk Samak-Gemalasari," ungkap Rahmat. 

Itu baru di Kecamatan Rangsang. Masih banyak infrastruktur jalan maupun jembatan, baik yang sudah selesai maupun sedang dikerjakan oleh PUPR Kepulauan Meranti. Perlahan tapi pasti. Setiap tahapan pembangunan yang kondisi sebelumnya sangat memprihatinkan, kini mulai membaik dan memadai bagi masyarakat.

GoRiau Pihak rekanan sedang mengaspal
Pihak rekanan sedang mengaspal ruas jalan Tanjung Samak - Teluk Samak. (foto: gunawan/www.goriau.com)

Jalan Bagus, Perekonomian Meningkat

Jalan poros sepanjang 31,85 kilometer di Pulau Rangsang ini memang vital. Ia menghubungkan 6 desa diantaranya Tanjung Samak, Wonosari, Teluk Samak, Gemalasari, Penyagun dan Repan. Akses utama ini menjadi urat nadi perekonomian masyarakat di sana. 

Kepala Desa Wonosari, Jaini menyebut, sejak jalan poros penghubung antar kecamatan dan desa itu bagus, mobilitas masyarakat jadi tinggi.

Sejak subuh, kata dia, sudah banyak warga terutama petani yang membawa hasil taninya menggunakan sepeda motor dan gerobak menuju pasar. Aktivitas ini pula yang membuat gairah perekonomian pasar terus menggeliat.

"Mobilitas yang tinggi akibat jalan sudah bagus, membuat perekonomian warga juga meningkat. Kita sangat berterimakasih kepada pemerintah daerah (Pemda) yang telah memenuhi harapan masyarakat," ujarnya.

Senada dengan itu, Kepala Desa Teluk Samak, Baharin mengatakan, infrastruktur jalan ini sangat menunjang aktivitas pendidikan, kesehatan, perekonomian hingga sosial budaya masyarakat. 

"Dengan kondisi jalan yang bagus, masyarakat bisa beraktivitas dengan aman dan nyaman," ujar Baharin.

Mewakili masyarakatnya, Baharin juga menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Kepulauan Meranti khususnya di bidang Bina Marga atas terealisasinya infrastruktur jalan menuju Ibukota Kecamatan Rangsang tersebut. 

"Kondisi jalan yang bagus juga akan membuat ekonomi masyarakat lebih bergairah. Belum lagi harga tanah yang semakin tinggi nilai jualnya," ungkap Baharin. 

Pembangunan infrastruktur jalan memang gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti. Terutama jalan poros yang menghubungkan antar kecamatan dan desa. 

GoRiau Proses pembangunan ruas jalan
Proses pembangunan ruas jalan Tanjung Samak - Teluk Samak. (foto: gunawan/www.goriau.com)

Pemkab Meranti Fokus Infrastruktur

Bupati Kepulauan Meranti, H. Muhammad Adil mengungkapkan, pembangunan ini merupakan bagian dari fokus pemerintah untuk memaksimalkan infrastruktur bagi kemudahan masyarakat sesuai dengan tujuh program strategis.

Salah satunya yakni membangun infrastruktur dasar dengan membangun jalan penghubung dari desa, kecamatan hingga kabupaten.

Untuk mewujudkan program strategis tersebut, lanjut Adil, pemerintah daerah tidak akan mampu bekerja sendiri. Keberhasilan pembangunan Kepulauan Meranti membutuhkan kolaborasi dan dukungan semua pihak, agar proses pembangunan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan terlaksana sesuai target yang diinginkan. 

"Belum banyak yang bisa kita lakukan kepada masyarakat, tapi akan terus kami berikan. Untuk itu saya mengajak seluruh masyarakat untuk terus mendukung program-program pemerintah, sehingga proses pembangunan dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan kita bersama," kata mantan anggota DPRD Provinsi Riau itu.

Komitmen Bupati Kepulauan Meranti ini sejalan dengan harapan masyarakat. Seperti yang disampaikan Agus Suliadi, tokoh masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti, menurutnya infrastruktur di kabupaten termuda di Riau ini perlu menjadi skala prioritas pemerintah baik itu tingkat kabupaten, provinsi maupun pusat.

"Karena soal infrastruktur ini berefek pada segala sektor, pada sektor ekonomi barang-barang kebutuhan pokok jadi mahal karena ongkos yang membuat masyarakat lemah dalam daya beli,  sektor pendidikan anak-anak jadi sulit menempuh jalan untuk menuju sekolah,Begitu juga air sampai saat ini masyarakat Meranti ini bergantung pada air hujan," ujarnya.

Menurut Agus, perlu juga dipikirkan pengolahan air bersih untuk kebutuhan masyarakat karena ini erat hubungannya dengan salah satu yang dibutuhkan para investor untuk berinvestasi.

"Masalah listrik, alhamduillah sudah masuk ke desa walau belum secara keseluruhan tapi mudah-mudahan terus berkelanjutan," ujarnya lagi.

Dijelaskan Agus, memang masing-masing daerah punya persoalan tentang infrastruktur ini walau di Pulau Jawa sendiri, cuma bedanya dengan Kepulauan Meranti.

"Meranti ini sebenarnya berada di wilayah yang kaya yaitu Propinsi Riau yang APBD-nya tergolong besar, yang semestinya menjadikan Meranti sebagai daerah prioritas dalam pembangunan infrastruktur," jelasnya.

Ditambah lagi, lanjut Agus, Riau merupakan daerah penyumbang APBN karena sumber daya alamnya, mestinya pemerintah pusat punya perhatian lebih agar sumber daya alam yang dimiliki sebanding dengan keadaan masyarakat daerah yang diambil hasilnya.

"Semoga Meranti menjadi lebih baik bagi masyarakatnya pada ulang tahun yang ke 14 ini," harapnya.***