PEKANBARU, GORIAU.COM - Pembuatan sekaligus penyebaran video asusila yang diduga melibatkan seorang pejabat eselon II Pemerintah Kabupaten Siak masih terus diusut. Kriminolog meminta kepolisian harus tuntas.

"Kalau tidak, itu justru menjadi preseden buruk bagi kepolisian dan juga pemerintah daerah," kata Kriminolog dari Universitas Islam Riau, Syahrul Akmal Latif kepada wartawan di Pekanbaru, Minggu (17/11/2013).

Pernyataan Syahrul merupakan tanggapan atas hebohnya peredaran video asusila diduga melibatkan pejabat eselon II di Pemkab Siak sejak satu pekan terakhir. Penyebaran video tersebut dilakukan melalui jejaringan sosial per selular namun secara berantai.

Menurut kriminolog, kasus tersebut sangat menarik diungkap dan pelakunya, baik itu pembuat dan penyebarnya harus mendapatkan sanksi hukuman yang berat. "Ada apa sebenarnya dengan sumpah jabatan dan profesi. PNS yang seharusnya menjadi panutan malah berbuat asusila yang memalukan. Sebagai pelaku dalam video itu, dia juga baiknya mendapatkan sanksi tegas dari lembaga tempatnya bekerja," kata dia.

Kasus ini menurut dia sangat perlu diungkap dengan jelas agar diketahui motif dan tujuan pelaku dalam pembuatan dan penyebarannya. Ada beberapa indikasi motif mengapa pelaku begitu tega atau bahkan tak cerdas sehingga melakukan perbuatan memalukan itu.

Pertama, demikian Syahrul, pelaku memiliki dendam pribadi dengan pemeran utama dalam video tersebut setelah keinginannya tidak terpenuhi atau adanya masalah pribadi lainnya.

Selanjutnya, kata dia, pelaku sengaja merekam berbuatan asusila tersebut untuk kepentingan pribadi atau kelompok. "Istilahnya itu, pelaku ini memesar korban. Korban yang saya maksud adalah laki-laki di dalam video itu," katanya.

Kemudian, kata Syahrul, ada indikasi motif bahwa penyebaran video asusila itu berkaitan dengan kepentingan yang politis.

Pada kasus pembuatan dan penyebaran video asusila ini, seorang aktor tersebut yang diindikasi sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Siak telah megajukan surat pengunduran diri. Sementara si aktris atau pelaku perempuan dalam video tersebut, sejauh ini masih belum diketahui identitasnya.

Kepolisian Daerah Riau bersama jajaran sebelumnya mengakui masih menyelidiki kasus tersebut.(fzr)