BENGKALIS- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kabupaten Bengkalis menggelar dialog pembangunan session 1 ''Mengupas Gagasan Pembangunan Ekonomi Bakal Calon Bupati Bengkalis'' di Qahwa Cafe, Senin malam (18/11/2019).

Dialog yang diikuti 50 peserta itu, seyogyanya menghadirkan 4 bakal calon bupati bengkalis. Namun hanya 3 yang berkesempatan hadir, yakni Mohd. Syahminan, Syaukani Alkarim dan Wan Muhammad Sabri. Sementara Masuri berhalangan hadir karena masih berada di luar kota.

Ketua ISEI Kabupaten Bengkalis, Rinto dalam sambutannya menjelaskan, dialog akan dibagi beberapa sesi. Untuk session 1, mengundang 4 bakal calon dan pada sesi berikutnya akan menghadirkan calon lainnya secara bergantian.

Adapun latar belakang digelar dialog ini antara lain, ISEI berharap bisa menjadi wadah atau forum silaturahmi, mengajak masyarakat khusus para milinial untuk mengembangkan diskusi-diskusi ilmiah untuk pengayaan literasi serta memberi sumbangan untuk meningkatkan indek demokrasi di Kabupaten Bengkalis.

Menurut Rinto, saat ini dari 17 sektor indikator perekonomian nasional, untuk Kabupaten Bengkalis 64 persen disumbangkan dari sektor pertambangan atau sumber daya alam. Bengkalis juga menjadi penyumbang terbesar perekonomian di Provinsi Riau, yakni sebesar 19 persen, lagi-lagi didominasi dari sekotr pertambangan.

''Harapan kita melalui dialog ini, muncul gagasan-gagasan atau ide-ide untuk pengembangan sektor perekonomian baru di Negeri Junjungan,'' ujar Rinto.

Dialog yang ditaja ISEI berlangsung santai, tapi serius. Peserta yang hadir juga terdiri dari berbagai elemen, tokoh adat, akademisi, partai politik, organisasi, pers dan mahasiswa.

Dalam dialog yang berlangsung hingga dini hari itu, Bakal Calon Bupati Mohd Syahminan menawarkan konsep pembangunan ekonomi dengan memaksimalkan potensi yang ada di daerah ini. ''Jangan tertipu dengan rumput tetanggga, tak tahunya palsu (rumput plastik)',' ujar Kepala Dinas PUPR Kota Dumai ini.

Menurutnya, makanlah apa yang kita tanam dan tanamlah yang kita makan. Salah satu potensi lokal yang ditawarkannya adalah budidaya nira atau enau. Menurutnya, banyak manfaat dari enau ini, diantaranya bisa jadi beras organik, bioethanol, gula aren dan berbagai produk turunannya, disamping fungsi pohan enau ini dari aspek lingkungan juga sebagai serapan air.

Syahminan juga menawarkan konsep pengolahan air gambut menjadi air minum dengan memanfaatkan teknologi. Untuk sumber pendanaan, menurutnya bisa dilakukan pola kerjasama antara PDAM dengan pihak ketiga.

Sementara Bakal Calon Bupati Wan Muhammad Sabri menawarkan konsep pengembangan UKM dan IKM dengan memberikan insentif berupa barang yang dibutuhkan.

"Kemudian memberikan pupuk bersubsidi kepada petani, bibit perikanan dan ekonomi kreatif,'' ujar penggiat antikorupsi di Bengkalis ini.

Sedangkan Bakal Calon Bupati, Syaukani menawarkan konsep pembangunan ekonomi berbasis kebudayaan dengan kearifan lokal jadi prioritas. Jika konsep ini diterapkan, ia yakin akan memberikan efek beranting atau yang sering disebut multiplayer effect.

Menurut Ketua DPD PAN Bengkalis ini, jika produk kebudayaan dikemas dengan baik, bisa menghasilkan uang dengan cepat. Seperti yang dilakukan oleh Bali yang sukses mengemas kebudayaan dengan kearifan lokal sehingga melahirkan ekonomi kreatif yang kini menjadi primdona negara saat ini.***