JAKARTA - Hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang diselenggarakan organisasi relawan Joko Widodo (Jokowi) sangat menarik untuk dicermati.

Jumlah pemilih yang dilibatkan dari berbagai kalangan juga dianggap menggambarkan pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya pada pemilu dan pilpres 2024 yang akan datang.

Demikian diungkapkan Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando EMaS melalui siaran persnya yang diterima GoNews.co, Senin (23/1/2023). "Pada masing-masing tempat memunculkan nama yang dianggap sebagai representasi dari daerah tersebut. Namun nama-nama yang unggul selalu muncul dalam setiap Musra termasuk yang baru saja dilaksanakan di Jawa Timur," ujarnya.

Untuk itu kata Dia, Partai politik diminya untuk mempertimbangkan dan mencermati hasil Musra pada daerah-daerah yang merupakan lumbung pemilih Indonesia dalam menentukan calon presiden atau calon presiden yang akan diusung.

"Termasuk hasil Musra Jawa Timur karena berdasarkan data pemilihan 2019 yang lalu lebih dari 30 juta pemilih di wilayah Jawa Timur. Seperti nama Moeldoko yang menempati posisi pada urutan pertama sebagai calon wakil presiden sangat mungkin menjadi rebutan para calon presiden," jelasnya.

Terlebih lagi kata Dia, jika Musra di wilayah Jawa Tengah juga menempatkan Moeldoko sebagai calon wakil presiden posisi pertama, maka partai-partai akan semakin mempertimbangkannya untuk diusung pada pilpres 2024.

Selain itu, hasil survei yang menempatkan latar belakang TNI menjadi salah satu harapan para responden menjadi pemimpin akan datang juga akan menjadi pertimbangkan untuk memilih Moeldoko sebagai salah satu upaya untuk memenangkan pilpres 2024.

"Saya sangat berharap pilpres 2024 akan memilih calon presiden dan calon wakil presiden yang memiliki kualitas berdasarkan kapasitas, kapabilitas dan integritas bukan hanya sekedar berdasarkan popularitas, elektabilitas dan isi tas," pungkasnya.***